Jumat 14 Nov 2014 17:02 WIB
Golkar Memanas Lagi

Pemilihan Ketum Golkar Akan Diwarnai Kepentingan KMP dan KIH?

Rep: c01/ Red: Bilal Ramadhan
 Dua kubu di DPR, Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sepakat berdamai dalam pertemuan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/11). (Republika/Agung Supriyanto)
Dua kubu di DPR, Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sepakat berdamai dalam pertemuan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/11). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-– Beberapa bakal calon ketua umum (caketum) Partai Golkar memberikan sinyal akan memosisikan partai yang berlambang pohon beringin itu sebagai pendukung pemerintah. Jika demikian, perseteruan kepentingan antara pendukung Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dalam pemilihan ketua umum nanti terbuka lebar.

Pengamat Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai pemilihan ketua umum Golkar nanti diwarnai dengan kepentingan kubu KMP dan KIH. Pasalnya akan terjadi pertarungan memperebutkan posisi ketua umum Partai Golkar yang sengit. Hingga saat ini hubungan kedua kubu masih belum membaik.

“Mungkin akan head to head (saling berhadapan),” jelas Emrus, Jumat (14/11).

Secara politik, jika nanti pemilihan ketum Golkar diwarnai politik kepentingan KMP dan KIH, para caketum yang mewakili kedua kubu akan mengeluarkan energi yang sangat luar biasa untuk bersaing. Dan, jika persaingan caketum ini sangat ketat, mungkin akan berujung pada tingginya tensi komunikasi politik di antara para caketum.

Komunikasi politik dengan tensi yang tinggi, lanjut Emrus, biasanya akan menghasilkan pandangan-pandangan yang saling memojokkan. “Nah ini berbahaya untuk Golkar sebagai suatu partai di hadapan rakyat,” terang Emrus.

Oleh karena itu, jika benar beberapa caketum berpihak pada KIH maupun KMP dan akan ada gejala persaingan ketat yang kurang sehat, Emrus menyarankan agar mereka tidak mengajukan diri untuk bersaing dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar.

Lebih baik, menurut Emrus, jika Golkar mengajukan calon-calon ketua umum yang bersikap netral dan dapat merangkul semua pihak. Ia juga menyarankan agar nantinya para caketum dapat bersaing bukan karena kepentingan tertentu, melainkan lebih mempertarungkan program dan gagasannya untuk kemajuan partai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement