Jumat 14 Nov 2014 17:50 WIB

Obama Bertemu Suu Kyi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Yudha Manggala P Putra
Presiden Obama
Foto: Reuters
Presiden Obama

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW – Presiden Amerika Barack Obama bertemu dengan ikon oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, Jumat (14/11). Empat tahun setelah dibebaskan dari tahanan rumah, Suu Kyi sekarang jadi anggota parlemen Myanmar.

Obama dan Suu Kyi bertemu pada Kamis dalam konferensi tingkat tinggi ASEAN di Naypritaw .

Belum cukup bertemu sekali, Obama kembali terbang ke Yangon pada Jumat untuk melakukan pembicaraan lebih dalam dengan wanita 69 tahun tersebut. Mereka bertemu di rumah pinggir danau dimana Suu Kyi menghabiskan waktu tahanannya.

Masyarakat sekitar berkerumun di luar rumah besar berwarna abu-abu Suu Kyi dan melambaikan tangan menyambut limosin Obama. Ia dan Suu Kyi kemudian berjabat tangan dan bersama masuk ke rumah pinggir danaunya.

Sebelum pertemuan, Obama tur ke gedung sekretariat tempat ayah Suu Kyi yang merupakan pahlawan kemerdekaan Jenderal Aung San yang dibunuh oleh lawan politiknya pada 1947. Obama sudah sering berbicara betapa ia mengidolakan Suu Kyi, termasuk karena hadiah Nobel Perdamaian yang diterimanya.

Detail pembicaraan mereka tidak dipublikasikan. Gedung Putih selalu mendukung Suu Kyi dalam usahanya di Myanmar melawan pelanggaran hak kemanusiaan pada Muslim Rohingya. Termasuk dalam upaya menggiring pemimpin partai demokrasi tersebut menjadi presiden.

Pada Kamis, Obama juga bertemu dengan Presiden Myanmar, Thein Sein. Ia mengatakan demokrasi di Myanmar telah nyata. ‘’Kami mengakui bahwa perubahan itu sulit dan ini tidak selalu berjalan mulus,’’ kata Obama. Namun, tambahnya, ia optimis pada keberlangsungannya di Myanmar.

Pada pengujian untuk pemilihan Presiden Myanmar sebelumnya, Suu Kyi tidak lolos karena peraturan dari konstitusi melarang siapa pun berhubungan erat dengan bangsa asing. Anak Suu Kyi berkewarganegaraan Inggris dari suami lamanya.

Obama sempat mendesak peluruhan peraturan tersebut, namun ia tetap hati-hati agar tidak dianggap terlalu mendukung Suu Kyi. Meski demikian, Obama mendukungnya dalam permasalahan Rohingya.  "Suaranya sangat kritis dan penting,’’ kata penasihat keamanan nasional AS, Ben Rhodes.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement