Senin 17 Nov 2014 22:28 WIB

Pulang Lawatan ke Luar Negeri, Jokowi Beri Kado Pahit Kenaikan BBM

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Julkifli Marbun
Jokowi
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Anggota DPR dari fraksi Partai Demokrat Ramadhan Pohan menilai, kenaikan BBM ini merupakan kado pahit bagi rakyat setelah pulang lawatan ke luar negeri.

"Jokowi baru pulang dari luar negeri memberi kado pahit untuk rakyat, beliau telah kehilangan sensitifitas terhadap rakyat," katanya saat dihubungi Republika, Senin (17/11).

Menurutnya, Jokowi terlalu terburu-buru dalam menaikkan harga BBM. Pengambilan keputusan tersebut tidak dibarengi dengan persiapan matang dalam mengantisipasi kenaikan yang mengakibatkan dampak langsung terhadap rakyat.

Dia mengatakan, perbedaan kenaikan BBM antara zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan sekarang adalah pada antisipasi dampak terhadap rakyat miskin. Ketika zaman SBY, kata dia, berbagai program disiapkan untuk melindungi rakyat miskin yang terkena dampak langsung kenaikan BBM.

Dia mencontohkan, bantuan langsung tunai (BLT), beasiswa untuk rakyat miskin, program keluarga harapan dan yang lain telah disiapkan matang sebelum harga BBM dinaikkan. "Sekarang apa, KIS (Kartu Indonesia Sehat) dan KIP (Kartu Indonesia Pintar) saja belum jelas," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement