REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhi 'Ibas' Baskoro Yudhoyono menilai kebijakan pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak bersubsidi tidak tepat karena harga minyak mentah dunia menurun tajam.
"Kenaikan harga BBM bersubsidi tidak tepat karena harga minyak mentah dunia menurun tajam jauh dibawah harga asumsi dalam APBN Perubahan 2014 senilai 105 dolar AS per barel," kata Ibas di ruang rapat Fraksi Demokrat di Gedung Nusantara I, Jakarta, Selasa.
Selain itu menurut dia, kebijakan itu tidak tepat karena defisit anggaran dan cashflow dalam keadaan aman. Hal itu ujar Ibas terutama pada 2013 harga BBM bersubsidi baru dinaikkan sementara pada 2014 tarif dasar listrik dan bahan bakar gas mengalami kenaikkan.
"Keadaan ini akan membebani masyarakat karena harga-harga barang kebutuhan masyarakat pasti mengalami kenaikan," ujarnya.
Menurut dia, Fraksi Demokrat meminta presiden dan pemerintah menjelaskan alasan kenaikan harga BBM bersubsidi. Hal itu ujar dia meskipun pemerintah memiliki kewenangan untuk menaikkan harga BBM. Selain itu menurut dia, pemerintah juga harus menjelaskan tentang dana kompensasi bagi masyarakat miskin dan tidak mampu serta asal dana tersebut.
"Pemerintah juga harus menjelaskan bagaimana cara menentukan rumah tangga yang menerima dana kompensasi tersebut," ujarnya.
Ibas juga menegaskan Fraksi Demokrat mengusulkan agar DPR RI menggunakan hak dan kewenangannya untuk meminta penjelasan kepada presiden dan pemerintah tentang hal-hal yang berkaitan dengan dengan kenaikan BBM.