REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana Negara menggelar upacara pelantikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai gubernur DKI Jakarta. Ahok dilantik langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (19/11).
Prosesi pelantikan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Setelah itu, protokoler Istana membacakan Keppres Nomor 130 P Tahun 2014 tentang pelantikan Ahok.
Kemudian, Presiden Jokowi meminta Ahok mengucapkan sumpah jabatan di hadapan rohaniawan. Namun, sebelum mengambil sumpah, Jokowi menanyakan kesediaan mantan bawahannya tersebut.
"Bersediakah Anda diambil sumpah dengan tata cara Kristen Protestan?" kata Jokowi yang mengenakan setelan jas hitam. "Ya, saya bersedia," jawab Ahok tegas.
Mantan bupati Belitung Timur tersebut pun mengucapkan sumpah jabatannya. "Saya berjanji akan memenuhi kewajiban saya sebagai gubernur dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Memegang teguh Undang-Undang Dasar 1945 dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti pada masyarakat, nusa dan bangsa. Semoga Tuhan menolong saya," ucap Ahok.
Setelah semua prosesi pelantikan selesai, tamu undangan menyalami Ahok dan istrinya. Ini merupakan pertama kalinya gubernur dilantik langsung oleh presiden. Sebab, kini ada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah yang mengatur bahwa gubernur dilantik oleh presiden di ibu kota negara.
Perppu tersebut menjelaskan, apabila presiden berhalangan hadir, pelantikan gubernur dilakukan oleh wakil presiden. Jika wakil presiden berhalangan pula, maka menteri dalam negeri yang akan melantik.
Sejumlah pejabat dan tokoh penting juga hadir dalam pelantikan Ahok, di antaranya mantan wakil presiden Megawati Soekarno Putri, mantan gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Agraria Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri PMK Puan Maharani, Menteri BUMN Rini Soemarmo, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrawi, dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.