Kamis 20 Nov 2014 14:44 WIB
Bentrokan TNI-Polri

PDIP: Jokowi Harus Ambil Sikap Tegas untuk Petinggi Polri dan TNI

Rep: C89/ Red: Bayu Hermawan
(dari kiri) Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya, Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Mayjen Maliki Mift, Wakil Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Brigadir Jenderal Pol Drs Fahrizal, dan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny F Sompie melakukan salam k
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
(dari kiri) Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya, Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Mayjen Maliki Mift, Wakil Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Brigadir Jenderal Pol Drs Fahrizal, dan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny F Sompie melakukan salam k

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, TB Hasanuddin meminta Presiden Joko Widodo mengambil langkah tegas atas kembali terjadinya bentrokan antara TNI dan Polri di Batam, Kepulauan Riau.

Ia meminta presiden segera memanggil pimpinan kedua institusi sebagai tindak lanjut dari penyelesaian permasalahan ini.

"Komandan kompi sudah tidak mampu atasi lagi. Solusi jitu sarankan Presiden panggil panglima TNI dan Polri, kalau terjadi lagi maka Kapolda dan Pangdam copot," katanya di Gedung DPR RI, Kamis (20/11).

Menurutnya solusi tersebut bisa menyelesaikan konflik TNI dan Polri, tidak hanya kasus di Batam tetapi juga di daerah lain. Kapolda dan Pangdam sebagai pimpinan tertinggi masing-masing kesatuan di tingkat provinsi, menurutnya, akan bekerja keras menertibkan anggotanya.

"Itu akan buat semua berjaga-jaga," ujarnya.

Wakil rakyat yang juga purnawirawan TNI ini mengakui kasus perkelahian anggota TNI dan Polri terjadi karena kecemburuan sosial. Gesekan di lapangan memperebutkan kepentingan lahan bisnis di lapangan. Kader PDIP ini mengharapkan kedua kesatuan TNI dan Polri yang bergolak di Batam bisa menurunkan ego masing-masing.

"Rakyat mulai gelisah, aparat yang seharusnya berikan contoh tentang damai, kerukunan, berbangsa, bernegara itu malah dinodai," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement