REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar akan menjadi ajang kompetisi ketat antara incumbent Aburizal Bakrie (Ical) dengan kader muda Priyo Budi Santoso, untuk menduduki posisi ketua umum Partai Golkar. Hingga saat ini, kedua orang ini memiliki jumlah dukungan pemilik suara dengan selisih yang sangat ketat.
Ketua Umum Satkar Ulama (organisasi sayap Partai Golkar), Ali Yahya mengatakan sekalipun semua ketua DPD I Golkar menyatakan dukungannya kepada Ical, namun peluang para penantangnya dinilai belum habis. Hal ini karena pemilik suara riil dalam Munas IX bukan DPD I, tetapi DPD II Golkar yang jumlahnya sekitar 500 DPD II. Sementara DPD I jumlahnya hanya 34 DPD I saja.
Selain itu, lanjutnya, dalam politik, semua hal bisa berubah dengan cepat. "Kalau sekarang A mungkin dalam waktu 10 hari ke depan sudah berubah menjadi B. Politik tidak seperti matematika yang satu ditambah satu hasilnya selalu dua," kata Ali Yahya, Kamis (20/11).
Dengan adanya percepatan pelaksanaan munas, Ali Yahya mengakui waktu konsolidasi semakin sempit. Dengan begitu kemungkinan bisa saja akan mengerucutnya jumlah calon ketua umum Golkar. Jika sebelumnya ada lebih dari tujuh bakal calon ketua umum, maka persaingan akan mengerucut ke calon yang saat ini sudah mendapatkan dukungan tertulis dari pemilik suara. "Sekarang kan bisa dilihat kalau jumlah dukungan terbanyak di Pak Aburizal dan Priyo Budi Santoso," ungkapnya.
Sebelumnya Ical maupun Priyo sudah menunjukkan surat dukungan yang berhasil mereka kumpulkan. Ical mengaku sudah mendapat surat resmi dukungan tidak kurang dari 460 suara. Sementara Priyo Budi Santoso juga menunjukkan surat bertanda-tangan ketua dan sekretaris DPD II Golkar pendukungnya, yang berjumlah tidak kurang dari 380 suara. Calon lainnya Agung Laksono juga menyebut mendapat sekitar 285 dukungan suara, dan Agus Gumiwang mengklaim mendapat 175 suara.