Jumat 21 Nov 2014 18:04 WIB

Pom Khusus BBM Bersubsidi Perlu Diusulkan

Rep: Agus Raharjo/ Red: Winda Destiana Putri
Pom bensin
Foto: VOA
Pom bensin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alasan pemerintah memangkas subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) karena subsidi salah sasaran dan hanya dinikmati oleh kelas menengah.

Wacana pengaturan kendaraan yang boleh minum BBM bersubsidi beberapa waktu lalu juga tak berfungsi. Dibutuhkan formulasi untuk membuat subsidi harga BBM tepat sasaran. Politisi partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir mengungkapkan, harus ada tempat pengisian khusus agar subsidi BBM tepat sasaran.

Saat ini, yang paling membutuhkan subsidi adalah transportasi massal seperti angkutan kota atau bus umum. Jadi, harus dibuat pom bensin khusus solar untuk angkutan umum atau bus.

"Pertamina harus membuat pom khusus agar subsidi tepat sasaran," kata Inas di gedung parlemen, Jumat (21/11).

Artinya hanya bahan bakar solar yang akan disubsidi. Seluruh angkutan kota, menurut dia harus diubah menggunakan mobil diesel yang minum solar. Caranya, angkutan kota yang sudah tidak layak perlahan mulai diganti mobil diesel. Hal ini seperti metode penggantian bajaj bahan premium menjadi gas. Nanti, semua angkot harus minum solar dari tempat pengisian khusus.

Inas menambahkan, subsidi untuk pertamax juga bisa dilakukan dengan mengatur jalur pengisian hanya untuk motor. Sedangkan untuk mobil harus dipaksa minum pertamax Ron 95. Subsidi untuk pertamax berbeda dengan premium karena pertamax memiliki harga pasar yang jelas. Hal ini memudahkan pemerintah untuk kalkulasi anggaran subsidi yang akan diberikan.

Anggota komisi VII ini akan mengusulkan pengaturan pengisian bahan bakar ini untuk ditindaklanjuti di pembahasan komisi. Menurutnya, pasti akan ada kendala soal ongkos dari pembangunan pom khusus untuk BBM bersubsidi ini, namun hal itu pasti dapat dimaklumi kalau semangatnya untuk kemakmuran rakyat.

Dengan pengaturan pengisian BBM bersubsidi ini dampak inflasi akan lebih dapat ditekan. Sebab, subsidi BBM hanya dinikmati oleh rakyat yang benar-benar membutuhkan.

"Kalau perlu swasta ikut membangun pom khusus BBM bersubsidi ini, tinggal nanti fee-nya berapa diperjelas di awal," imbuh Inas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement