Jumat 21 Nov 2014 23:29 WIB

LSI: Jokowi Sengaja Naikan Harga BBM di Awal Pemerintahan

Indonesia's President Joko Widodo, popularly known as Jokowi (file)
Foto: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais
Indonesia's President Joko Widodo, popularly known as Jokowi (file)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkar Survei Indonesia (LSI)-Denny JA menilai Presiden Joko Widodo sengaja menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di awal masa pemerintahannya. Hal tersebut agar kekecewaan publik tidak berlebihan.

"Kenaikan harga BBM bersubsidi pada awal masa pemerintahan ini adalah strategi, karena masih dalam suasana bulan madu (pemerintah dengan pemilih), sehingga masih ada pendukung yang merasa tidak kecewa," ujar peneliti LSI-Denny JA, Ade Mulyana di Jakarta, Jumat (21/11).

Ade mengatakan dengan keputusan pemerintah menaikkan harga BBM saat ini, masih ada pendukung yang merasa puas atas kinerja pemerintahan Jokowi-JK.

Berdasarkan hasil survei "quick poll" LSI yang dilakukan 18-19 November 2014, melalui "random sampling" terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia diketahui terdapat 44,94 persen responden yang menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK pascakenaikan harga BBM.

"Jadi karena kenaikan di awal masa pemerintahan ini masih ada 44,94 persen yang merasa puas," ujarnya.

Meskipun demikian LSI-Denny JA menyatakan bahwa kepuasan masyarakat yang berada di bawah 50 persen, atau menurun cukup drastis. Penurunan tingkat kepuasan publik ini harus menjadi peringatan bagi pemerintahan Jokowi-JK, karena masa pemerintahan masih panjang.

Sementara itu tingkat masyarakat yang merasa tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK pascakenaikan harga BBM bersubsidi, berdasarkan hasil survei itu sebesar 43,82 persen.

Ia mengatakan kepuasan publik yang cenderung menurun terhadap kepemimpinan Jokowi merata di semua segmen masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, tinggal di perkotaan maupun desa, berpendidikan tinggi maupun rendah, serta wong cilik maupun kelas menengah atas.

Menurunnya kepuasan publik terhadap Jokowi antara lain disebabkan empat alasan utama yaitu kurangnya sosialisasi alasan kenaikan harga BBM, meningkatnya harga kebutuhan pokok dan transportasi karena kebijakan kenaikan harga BBM.

Selain itu, publik meragukan kompensasi kenaikan harga BBM akan sampai ke rakyat kecil, serta kenaikan harga BBM yang dilakukan sebelum ada program Jokowi yang terasa manfaatnya.

Pemerintah telah menaikkan harga BBM bersubsidi untuk premium dan solar masing-masing Rp2.000. Hasil penghematan subsidi BBM akan dialihkan ke sektor produktif.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement