REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keputusan percepatan pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar IX menjadi 30 November 2014 mendapat reaksi beragam. Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham menyatakan keputusan ini bersifat mengikat.
Idrus tak menampik jika dalam mengambil sebuah keputusan, tak semua pihak dapat menerima. Akan tetapi, karena Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar sudah menetapkan pelaksanaan Munas jatuh pada Senin (30/11), maka mau tidak mau seluruh anggota maupun bakal calon ketua umum (caketum) Golkar harus mematuhi. “Tentu dalam sebuah keputusan tidak mungkin semua menerima. Tapi, keputusan itu bersifat mengikat,” terang Idrus, Ahad (23/11).
Karena itu, Idrus menjelaskan setuju atau pun tidak dengan waktu pelaksanaan Munas Golkar, para bakal caketum yang akan maju untuk bersaing menjadi ketua umum Golkar hendaknya mematuhi waktu pelaksanaan Munas partai berlambang pohon beringin ini. Idrus pun mempersilahkan siapa pun untuk maju menjadi bakal caketum. “dari awal kita membuka kesempatan,” lanjut Idrus.
Idrus juga menjelaskan persiapan materi Munas sudah selesai digarap dan tidak ada masalah. Selain itu, setelah gagal menjadikan Bandung dan Surabaya sebagai lokasi Munas Golkar, akhirnya Nusa Dua, Bali, dipastikan menjadi tempat diselenggarakan Munas ini. Dipilihnya Nusa Dua sebagai lokasi karena Nusa Dua dinilai sebagai lokasi yang paling efektif untuk penyelenggaraan. “Di Nusa Dua itu kan lebih kondusif untuk suatu pertemuan,” jelas Idrus.
Munas Golkar ini nantinya akan dihadiri sekitar 1000 orang. Lebih dari setengah yang hadir, tepatnya sekitar 570-an merupakan peserta utama, sisanya merupakan peninjau. Berdasarkan rencana, Munas Golkar ini akan dilaksanakan selama empat hari. “Mulai tanggal 30 November sampai tanggal 3 Desember,” ujar Idrus.