REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperhatikan fakta kondisi kerusakan lingkungan hidup semakin parah dari tahun ke tahun, pemerintah perlu melibatkan elemen masyarakat dalam upaya memperbaikinya.
Salah satunya degan membangun kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Sebab jika dikelola secara cerdas, sampah tak akan jadi masalah, tapi justru mengundang berkah.
Faktanya, selama ini perilaku masyarakat dalam membuang dan mengelola sampah masih belom masuk kategori ideal.
Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat ILyas Assad menyebut, sebanyak 76,1 persen masyarakat tidak pernah melakukan pemilahan sampah.
“Masyarakat yang telah aktif melakukan daur ulang sampah hanya 0,7 persen saja,” ungkap Ilyas Assad.
Sisanya, yakni masyarakat yang masuk kategori “kadang-kadang memilah sampah” sebanyak 10,9 persen, yang “sering memilah” hanya 7,2 persen dan masyarakat yang selalu memilah sampah sebanyak 5,8 persen.
Sedangkan dalam memperlakukan sampah, lanjut dia, paling banyak masyarakat Indonesia membuangnya untuk diangkut dan dibuang petugas, yakni sebanyak 42,3 persen.
Sisanya, sebanyak 39,5 persen dibakar 8,6 persen dibuang ke kali atau got, 2,4 persen ditimbun, 1,6 persen diuat kompos dan 1,6 persen pula dibuang ke laut.