REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Setidaknya 30 orang hanyut dan puluhan hilang karena badai memukul bagian selatan negara Afrika. Badai telah melanda beberapa daerah termasuk pusat wisata Marrakesh, di mana hujan deras menghancurkan banyak rumah pada Ahad (23/11) kemarin.
Aljazirah, Senin (24/11) melaporkan, banyak jalan raya diblokir, sehingga sulit bagi kru darurat untuk menjangkau para korban. "Badai parah juga menyapu wilayah Guelmim, Agadir dan Ouarzazate, dan pencarian sedang berlangsung untuk mencari korban hilang," kata pihak berwenang.
Jumlah korban tewas mencapai 31, termasuk delapan anggota keluarga yang meninggal setelah banjir menyapu kendaraan mereka. Harian berbahasa Arab Al Massae dan Al Ahdath melaporkan korban tewas masing-masing 16 dan 22 jiwa.
Kementerian dalam negeri mengatakan, sekitar 130 kendaraan penyelamat segala medan dan 335 perahu karet Zodiac inflatables dan kapal lain sedang digunakan untuk menyelamatkan dan mengevakuasi korban. Mereka mengatakan setidaknya 14 orang masih hilang di Guelmim, 200 km sebelah selatan dari Agadir.
Badan cuaca nasional memperingatkan, curah hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi di wilayah tersebut hingga Senin siang. Badan tersebut mengatakan sekitar 100 rumah sebagian hancur total di selatan, dan 100 jalan terputus, termasuk enam jalan raya nasional.
Pihak berwenang memperingatkan bahwa jumlah curah hujan akan memicu banjir. "Diperkirakan bahwa lebih dari 100 milimeter hujan akan turun, tapi tidak ada yang telah dilakukan. Mereka hanya menunggu bencana diatasi," lapor wartawan Aljazirah Brahim Boulid.
Banjir bandang umum terjadi di Maroko. Pada September lalu, empat anak tenggelam di selatan Maroko ketika mereka hanyut akibat banjir.