REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar tujuh orang delegasi organisasi Hamas Palestina mengunjungi pimpinan DPR di gedung DPR.
Dalam pertemuan tersebut, pimpinan delegasi Abu Umar Muhammad menyampaikan dua poin yang menjadi dasar permintaannya untuk membuka kantor perwakilan Hamas di Jakarta. Ia menceritakan, bagaimana kekejaman Israel atas penjajahan di wilayah Yerussalem dan Jalur Gaza.
"Saya ingin menyampaikan dua poin penting. Pertama, paling penting, bahwa Masjid Al Aqsa saat ini mengalami hal-hal cukup berat dibanding di masa yang lalu," kata Abu Umar, di hadapan Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/11).
Ia mengatakan, kota Yerussalem saat ini telah dikepung dengan perumahan padat dari berbagai macam penjuru kota. Bahkan menurutnya, jumlah perumahan yang dibangun hari demi hari terus bertambah. Tidak hanya itu, katanya, banyak distrik dan nama kawasan yang namanya diubah dari nama khas arab menjadi nama yahudi.
"Salah satunya adalah distrik Salwan diganti menjadi distrik Daud. Mereka melakukan tekanan yang luar biasa kepada penduduk Arab yang masih ada di Yerussalem," kata dia.
Menurutnya, pembangunan pemukiman Israel itu telah mengurangi keseimbangan antara penduduk zionis Israel dan penduduk Arab yang ada di sana. Bahkan, Israel juga telah melakukan kekerasan terhadap bangsa Palestina. Ia menceritakan kejadian tragis yang pernah berlangsung. Yang lebih kejam menurutnya, setelah melakukan kekerasan Israel mengadakan konferensi pers dan memperlihatkan dengan bangga alat yang digunakan untuk menyiksa warga Palestina.
"Bahkan, dua bulan yang lalu ada kejadian yang tragis di mana mereka membakar anak kecil Palestina hidup-hidup. Dan mereka mengeluarkan tambang dari bis kemudian digantung dengan tambang di jendela," lanjutnya.
Menurutnya, tindakan kriminalitas terus dilakukan oleh Israel untuk memaksa orang Palestina keluar dari Yerussalem. Sementara itu, menurutnya, Israel hanya mengizinkan umat Islam menggunakan mesjid Al Aqsa untuk beribadah shalat. Sementara lain, ada waktu tertentu bagi zionis Israel untuk melakukan ibadahnya.
Bahkan menurutnya, Israel berencana untuk membagi mesjid Al Aqsa menjadi dua bagian, yaitu satu sisi untuk orang Islam dan satu sisi untuk Yahudi. Ia mengatakan, Hamas yakin jika langkah Israel sukses untuk membagi waktu mesjid Al Aqsa secara periodik. Israel tidak tanggung-tanggung akan menghapuskan keberadaan mesjid Al Aqsa itu.
Selanjutnya, perang selama 51 hari di Jalur Gaza telah menyebabkan sepertiga dari bangunan di Gaza hancur. Sekitar 2.200 penduduk Palestina tewas dan 15.000 lainnya luka-luka. Sementara puluhan ribu penduduk Palestina lainnya tinggal di pemukiman yang tidak layak.
"Apalagi saat ini di Gaza tengah musim dingin, mereka menghadapi situasi yang sangat sulit. Di mana pengepungan dari dua sisi yaitu Israel dan Mesir kini semakin ketat," kata Abu Umar.
Menanggapi hal ini, ia mengatakan Hamas tidak tinggal diam. Meskipun Israel dilengkapi dengan senjata canggih, namun menurutnya Hamas dapat mencegah tentara Israel memasuki wilayah Jalur Gaza. Hamas juga menurutnya, berupaya menarik pasukan Israel untuk menarik diri dari wilayah Gaza.