REPUBLIKA.CO.ID,NUSA DUA -- Ketua DPD I Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra), Ridwan Bae yakin elite Golkar yang tergabung dalam presidium penyelamat partai tidak akan menghadiri Musyawarah Nasional (munas) ke IX di Bali.
"Saya yakin mereka tidak hadir," kata Ridwan Bae saat dihubungi dari Nusa Dua, Bali, Ahad (30/11).
Ridwan mengatakan presidium penyelamat partai merupakan organisasi ilegal yang tidak memiliki landasan hukum dalam anggaran dasa/anggaran rumah tangga (ad/art) Partai Golkar. Selain itu, para presidium juga telah memecat Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie secara sepihak. Ridwan mengatakan kehadiran mereka di Munas Golkarsama saja mempermalukan diri sendiri.
"Kalau mereka hadir mereka sudah tidak punya martabat," ujarnya.
Ridwan mengatakan mayoritas pemilik suara dari DPD I dan II masih menghendaki Ical maju sebagai ketua umum. Rencananya mereka akan mulai datang ke lokasi acara munas pada hari ini. Munas sendiri akan dibuka sekitar puluk 19.00 waktu Bali.
Presidium penyelamat partai dibentuk sebagai pada Selasa (25/11) malam akibat dari kebuntuan politik di internal Golkar soal lokasi dan waktu penyelenggaraan munas. Presidium berpandangan munas Golkar mesti dilaksanakan pada Januari 2015.
Keinginan ini ditolak oleh kubu Ical karena bertentangan dengan hasil rapat pimpinan nasional (rapimnas) Golkar di Bali yang mengamanatkan pelaksanaan munas di Bali pada 30 Novemver sampai 03 Desember.
Presidium penyelamat partai diketuai oleh Agung Laksono dengan anggota terdiri dari Agus Gumiwang, Priyo Budi Santoso, Zainudin Amali, Agun Gunandjar, Laurence Siburian, MS Hidayat dan Ibnu Munzir.