Senin 01 Dec 2014 03:18 WIB

Purwakarta Masih Miliki 10 Ribu Hektare Lahan Kritis

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Indira Rezkisari
Tanam pohon (ilustrasi)
Tanam pohon (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sebanyak 10 ribu hektare lahan di Kabupaten Purwakarta, Jabar, masih dalam kondisi kritis. Lahan tersebut, tersebar di 17 kecamatan. Mayoritas lahan kritis itu tak bertuan, hingga belum termanfaatkan.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, lahan kritis tersebut harus segera dicarikan solusinya. Yakni, dengan program penghijauan. Mengingat, sampai saat ini wilayah Purwakarta dirasakan masih gersang akibat masih banyaknya lahan kritis tersebut.

"Meskipun penghijauan sudah 70 persen, tapi menurut saya Purwakarta masih gersang," ujar Dedi, Ahad (30/11).

Menurut Dedi, lahan-lahan itu terlihat gersang karena tak terurus. Untuk itu, pihaknya mengintruksikan kepada seluruh pegawai di lingkungan pemkab untuk melakukan penanaman pohon di lahan tersebut. Targetnya, pohon yang ditanam sampai dua juta batang,

 

Kebijakan ini, sengaja dibuat untuk penghijauan serta mengimbangi pertumbuhan perumahan yang cukup cepat di Purwakarta. Nanti, akan ada tanam pohon  secara serentak. Adapun pohon yang akan ditanam, yakni jenis albasiah dan beberapa pohon produktif lainnya.

 

Intruksi tanam pohon ini, bukan hanya berlaku bagi pegawai pemkab. Melainkan, seluruh masyarakat bisa ikut partisipasi. Intinya, lahan kritis itu harus kembali hijau. Tentunya, melalui sentuhan kepedulian pegawai dan masyarakat.

Sementara itu, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Kabupaten Purwakarta, kesulitan mendata pohon rakyat yang sudah ditebang. Padahal, setiap tahunnya diprediksi lebih dari sejuta pohon ditebang dari hutan rakyat di wilayah ini.

Kepala Dinas Perhatian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta, Balya Ilyas Susila, mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum memiliki data riil mengenai pohon yang telah ditebang masyarakat. Apalagi, selama ini para kepala desa jarang memberikan laporan berapa jumlah pohon yang ditebang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement