REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibacakan pada upacara hari ulang tahun Korpri ke-43 di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Bali pada Senin (1/12) pagi. Upacara tersebut, dipimpin Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika.
Jokowi mengimbau seluruh anggota Korpri untuk meninggalkan mental proyayi atau mental penguasa.
"Jadilah kita birokrat yang melayani dan mengabdi dengan penuh hati untuk kejayaan bangsa dan kesejahteraan masyarakat," kata Jokowi, Senin (1/12).
Pelayanan birokrasi, kata presiden asal PDIP tersebut, hendaknya semakin akurat, semakin murah, dan semakin baik. Ia juga meminta anggota Korpri untuk menjaga kode etik profesi dan memegang teguh Panca Prasetya Korpri.
"Buktikan kepada masyarakat bahwa integritas dan kinerja aparatur negara itu berkualitas dan dapat dibanggakan," ujarnya.
Budaya kerja aparatur negara, kata Jokowi, hendaknya lebih gigih, cerdas, inovatif, dan tanggap terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis.
Korpri dinilainya sebagai organisasi yang merupakan bagian integral dari pemerintah. Sebabnya, fungsi-fungsi aparatur sipil negara dapat diwujudkan bertahap dengan tetap berpedoman pada amanatnya.
Jokowi berpesan bahwa jajaran Korpri bisa menjadi guru dan teladan bagi perubahan seluruh masyarakat. Mereka bisa melaksanakan penataan birokrasi yang bersih, kompeten, dan melayani masyarakat lebih cepat.
Pastika menambahkan, pegawai negeri adalah pelayan masyarakat. Oleh sebabnya mereka harus mengabdi kepada masyarakat, bukan justru masyarakat yang mengabdi pada mereka.
"Pegawai negeri itu adalah pelayan masyarakat, bukan masyarakat yang melayani PNS," kata Pastika.
Ulang tahun Korpri tahun ini mengangkat tema 'Memperkokoh Jiwa Korps, Profesionalitas, Netralitas, dan Integritas Aparatur Sipil Negara sebagai Anggota Korpri Guna Mendukung Kepemimpinan Nasional Menuju Bangsa yang Maju, Sejahtera, dan Bemartabat.'