REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PPP versi muktamar Surabaya, Romahurmuziy membantah telah memerintahkan sejumlah massa untuk menduduki kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Pria yang akrab disapa Romy itu menegaskan tidak terlibat apapun dalam kejadian yang hampir berujung bentrok fisik itu.
"Nggak ada perintah demikian (menggeruduk kantor DPP)," katanya melalui pesan singkatnya kepada Republika, Rabu (3/12).
Sebelumnya, Politikus PPP kubu Djan Faridz, Abraham 'Lulung' Lunggana, mengatakan, sekitar pukul 14.20 WIB ada sekelompok orang yang mengatasnamakan utusan Romy tiba-tiba memaksa masuk ke kantor DPP PPP, Selasa (2/12). Saat terjadi keributan, kata dia, massa memaksa masuk tetapi berhasil dihalau.
"Kita dorong dia keluar, kita cuma 30 orang mereka ada sekitar 250 orang," kata Lulung, Selasa (2/12).
Dia melanjutkan, setelah berhasil mengeluarkan massa tersebut, polisi langsung datang untuk melakukan negosiasi guna menengahi kedua belah pihak. Menurut Lulung, massa tersebut memaksa dirinya membuat kesepakatan agar kantor DPP PPP bisa ditempati bersama. Kesepakatan itu, menurutnya telah dibuat berdasarkan tekanan.
"Kesepakatan saya buat agar di luar tidak terjadi apa-apa. Oleh karenanya saya buat pernyataan tapi di butir ke tiga (dari kesepakatan), saya sampaikan bahwa kesepakatan ini setelah adanya pertemuan masing-masing elit partai," ujarnya.