REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK-- Kota Depok merupakan salah satu kota yang sudah menyandang sebagai kota inklusi sejak tahun 2012. Namun slogan tersebut kontras dengan kondisi di lapangan. Kota Depok hanya memiliki satu SLB dengan jumlah guru yang tidak memadai.
Guru Bahasa Inggris SLB N Depok, Parlian mengatakan SLB Depok memang kekurangan guru. Hanya ada 14 guru di SLB Negeri Depok. 10 guru honorer dan empat guru berstatus PNS termasuk kepala sekolah.
Guru sejumlah itu tak sebanding dengan jumlah murid 101 siswa terdiri dari jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Untuk mensiasati banyaknya murid. Sekolah memberlakukan dua kloter pembelajaran. Pukul 08.00 - 09.00 untuk sekolah dasar. Dan 09.00- 11.00 untuk sekolah menegah pertama dan sekolah menegah atas.
"Kadang cuma terbantu kalo ada yang KKN," ujar Parlian saat ditemui di SLB N Depok, Rabu (3/12).
Parlian mengaku sekolahpun tak bisa berbuat banyak tentang penambahan guru. Parlian menjelaskan SLB negeri berada dibawah naungan provinsi, sehingga jarang tersentuh program pemerintah kota.
Untuk membayarkan 10 guru honorer sekolah memakai dana operasional sekolah yang digelontorkan oleh APBD provinsi. Parlian mengatakan tak ada dana tambahan baik dari pemerintah kota, pemerintah provinsi maupun funding lainnya.
"Paling ada uang partisipasi dari orang tua murid itu untuk menambah uang guru honorer," ujar Parlian yang juga salah satu guru honorer di SLB Depok. Parlian berharap pemerintah provinsi maupun kota bisa memprioritaskan nasib guru honorer di SLB.