REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 300 ulama dari seluruh Indonesia akan dilibatkan dalam gerakan antiterorisme yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Berdasarkan siaran pers yang diterima, di Jakarta, Rabu, BNPT akan melibatkan 300 ulama dari seluruh Indonesia dalam upaya deteksi dini potensi-potensi terorisme, melalui sebuah diskusi pemetaan akar masalah terorisme yang diadakan di Pesantren Al Hikam Depok, 6-8 Desember 2014.
Kegiatan yang rencananya dihadiri sejumlah pakar dan akademisi ini akan menghasilkan rekomendasi sekaligus evaluasi penanganan terorisme hingga rencana aksi secara formal dan penanganan terorisme mulai dari akarnya.
Saat ini penanggulangan terorisme dinilai masih terkesan dilakukan pada permukaan saja. Sedangkan akar masalah terorisme sangat kompleks, mulai dari masalah kemiskinan, keyakinan, pemahaman, hingga pengaruh-pengaruh eksternal.
Di sisi lain, setiap ajaran agama memiliki sisi-sisi doktrin yang bila disalahtafsirkan bisa menjadi paham yang radikal, misalnya dalam agama Islam terdapat sisi-sisi doktrin yang apabila disalahtafsirkan bisa dipahami secara radikal, seperti perintah jihad.
Oleh karena itu BNPT akan melibatkan ulama untuk memberantas terorisme mulai dari hulu.