Jumat 05 Dec 2014 16:11 WIB
Perppu Pilkada Langsung

Ruhut: Dari Dulu Golkar Pengkhianat

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
Jubir Partai Demokrat Ruhut Sitompul
Foto: Aditya Pradana Putra/ Republika
Jubir Partai Demokrat Ruhut Sitompul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat kecewa dengan keputusan Partai Golkar yang tetap menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Pilkada Langsung, yang dikeluarkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengatakan antara partai pendukung Koalisi Merah Putih (KMP) sebenarnya sudah ada kesepakatan untuk menyetujui Perppu Pilkada nomor 1 tahun 2014 ini. Bahkan, menurut dia, kesepakatan itu dibuktikan dengan tanda tangan seluruh partai yang tergabung dalam KMP.

Menanggapi usulan munas Golkar pada fraksi untuk menolak Perppu Pilkada ini, Ruhut menganggap Golkar seperti menjilat ludah kembali. Ia pun menyindir jika lidah politisi Golkar, ibarat lagu Bob Tutupoli 'memang lidah tidak bertulang'.

"Mereka memang pengkhianat dari dulu," kata Ruhut di gedung parlemen, Jumat (5/12).

Ruhut menambahkan, partai Demokrat mengeluarkan Perppu ini untuk merealisasikan aspirasi rakyat. Sebab, saat ini sudah zamannya reformasi. Demokrasi harus dikedepankan. Menurut Ruhut, Golkar punya misi khusus dengan menolak diterimanya Perppu ini. Yaitu, mengamankan kader-kader Golkar di pemilihan kepala daerah.

"Kalau demokrasi langsung, kader mereka tidak laku," kata mantan politikus Golkar itu.

Seperti diketahui dalam Musyawarah Nasional (Munas) di Bali, DPP Partai Golkar mengusulkan fraksi Golkar untuk menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Pilkada Langsung.

 

Info seputar sepak bola silakan klik di sini

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement