Ahad 07 Dec 2014 01:33 WIB

Kebijakan Jokowi, Netizen: Tenggelamkan Perahu Kok Dibilang Kapal

cuitan terkait kapal dan perahu
Foto: twitter.com
cuitan terkait kapal dan perahu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malam minggu tak menyurutkan warga dunia maya untuk berdebat. Tak terkecuali kebijakan Pemerintah Joko Widodo yang menenggelamkan kapal nelayan Vietnam.

Akun @ragilnugroho1 berkomentar,"Membakar perahu gethek sj digembar gemborkan. Klu sdh berani menenggelamkan kapal induk AS yg wira2 di selat Bali, Aceh n Papua, br tpk dada,"

Begitu juga dengan @ZaraZettiraZR yang menyatakan, "Kalau sampan bilang sampan, kalo prahu vietnam blg perahu vietnam. Jujur susah bener sih sgala apa dimanfaatkan tuk bohong #masyaallah,"

Selain itu, akun Muhammad H Thamrin mempertanyakan "Kapal atau perahu,". Atau ‏@trisfaizal, "Nenggelamin perahu di bilang kapal :D kite ga bute ga katarak juge kalee #TipuTipu

Sementara beberapa juga membela, "@sekuler_dong: Mau Nenggelemin perahu lo nyinyir, udah di tenggelemin lo masih aja nyinyir, okelah kalo gitu kita".  Sama halnya dengan akun, ‏@OMDOnesia_ "Mau perahu kek, kapal kek; yg jelas negara lagi menegakkan kedaulatan maritim dr rampok2 ikan yg pastinya merugikan kita. @PintarPolitik," tutur akun tersebut.

Ada juga yang secara implisit mendukung seperti akun @AviMalik. "Well anyway, bg yg kekeuh sebut 'perahu kayu', yg ditenggelamkan kmrn itu masing2 mengangkut 600, 900, 600 kg ikan.Itu baru 3 'perahu kayu'!," tutur dia.

Beberapa malah membuat perdebatan ini seperti sesuatu yang konyol. Seniman  @sudjiwotedjo bercuit, "Rendah hatilah kura-kura. Ia di dalam KAPAL, tapi mengaku dalam PERAHU. Tak sebaliknya.  #TaliJiwo,"

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement