Selasa 09 Dec 2014 01:21 WIB
Golkar pecah

Tak Ada Peluang Golkar Islah

    Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) didampingi Sekjen Partai Golkar Idrus Marham (kanan) berjalan usai menyerahkan laporan hasil Munas IX partai Golkar di Bali ke Kemenkumham, Jakarta, Senin (8/12). (Republika/Tahta Aidilla)
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) didampingi Sekjen Partai Golkar Idrus Marham (kanan) berjalan usai menyerahkan laporan hasil Munas IX partai Golkar di Bali ke Kemenkumham, Jakarta, Senin (8/12). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU  -- Tokoh Partai Golkar Sulawesi Tengah Murad U Nasir memastikan tidak ada peluang islah antara kubu Aburizal Bakrie dengan Agung Laksono di partai berlambang pohon beringin itu.

"Sulit islah karena tidak ada lagi figur yang bisa menyatukan itu. Tidak ada tokoh pemersatu," katanya di Palu, Senin (8/12). 

Mantan Ketua DPRD Sulawesi Tengah itu mengatakan, akibat konflik para elit di partai itu sangat berpotensi melahirkan partai baru.

Dia mengatakan, sejarah terbentuknya beberapa partai politik pascareformasi salah satunya lahir dari perseteruan internal Golkar.

"Pada waktu munculnya Harmoko pimpin Golkar, lahir PKP di bawah pimpinan Edi Sudrajat. Begitu Golkar di tangan Akbar Tanjung muncul lahir Partai Hanura dipimpin Wiranto. Ini semua tokoh-tokoh Golkar," katanya.

Murad mengatakan, konflik kepentingan di internal Golkar terus melahirkan partai baru setelah Golkar dipimpin Jusuf Kalla lahir Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dimotori Prabowo Subianto.

"Ketika Aburizal terpilih, lahir Partai Nasional Demokrat. Ini semua adalah tokoh-tokoh Golkar," katanya.

Mantan anggota DPR RI itu mengatakan, dari pengalaman sejarah tersebut peluang terbentuknya partai baru akan muncul kembali yang dimotori oleh tokoh-tokoh Golkar yang lahir akibat perpecahan di partai itu.

Menurut Murad, Golkar era ini kembali pecah dan itu sudah nyata dengan beberapa indikator.

"Mana ada sejarah Golkar dua musyawarah nasional. Dan kali ini terjadi," katanya.

Dia mengatakan, perpecahan internal Golkar yang terjadi hanyalah di tingkat elit. "Di tingkatan anak buah tidak terjadi," katanya.

Potensi paling besar tidak adanya peluang islah tersebut karena masing-masing mengklaim diri benar dan masing-masing menganggap yang lain melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement