REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA-- Kepala Badan "Search and Rescue" Nasional (Basarnas) Marsekal Madya F.H. Bambang Sulistyo mengaku melihat banyak tanah di sekitar bukit yang longsor di Dusun Jemblung, Kabupaten Banjarnegar, Jawa Tengah, sudah mulai terkelupas.
"Padahal, di bawah tanah yang mulai terkelupas itu terdapat rumah-rumah penduduk," kata Bambang kepada wartawan di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Senin.
Dia mengaku melihat kondisi tersebut saat melakukan pantauan dari udara dengang menggunakan helikopter Basarnas. Menurut dia, rumah-rumah penduduk itu tidak hanya berada di bawah tetapi juga di atas bukit yang longsor sehingga sangat rawan.
"Saya melihat dari udara bahwa sebenarnya memang benar apa yang disampaikan oleh beberapa pejabat sebelumnya, di Banjarnegara ini banyak sekali potensi untuk longsor," katanya.
Dia mengharapkan pemerintah daerah memikirkan kondisi tersebut sehingga dapat mengurangi potensi korban meskipun terjadi longsor. Terkait pencarian korban meninggal dunia, dia mengakui bahwa pada awal operasi terdapat kendala di lapangan, yakni masalah akses masuk ke lokasi dan kondisi cuaca.
"Pada hari pertama terjadi hujan sehingga mau masuk susah. Kemudian, komunikasi ada sedikit hambatan," katanya.
Terkait upaya pencarian korban pada hari ketiga, dia mengatakan bahwa operasi pencarian untuk sementara dihentikan sejak pukul 14.00 WIB karena terjadi hujan. Berdasarkan data sementara di Posko Induk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, jumlah jenazah yang telah ditemukan sebanyak 50 orang terdiri 36 laki-laki dan 14 perempuan.
Dari jumlah 50 jenazah tersebut, lima di antaranya belum teridentifikasi, yakni empat laki-laki dan seorang perempuan. Dengan ditemukannya 50 jenazah, diperkirakan masih ada sekitar 58 korban yang masih tertimbun longsor.