REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BARU -- Kedatangan Presiden Joko Widodo tak selalu disambut meriah. Seperti yang terjadi ketika kunjungan kerja Jokowi ke Kota Baru, Kalimantan Selatan.
Gara-gara menunggu Jokowi datang dan pergi dari Kalsel, lalu lintas bandara menjadi kacau. Akibatnya, penumpang pun terlantar.
Pantauan Republika, penumpang di bandara Gusti Syamsir Alam, Kota Baru, Kalimantan Selatan mengaku kesal karena terlantar. Mereka terpaksa harus menunggu sekitar 2-3 jam karena otoritas bandara memberikan instruksi pelarangan terbang kepada maskapai yang beroperasi di bandara tersebut.
Salah satu penumpang, Agus menceritakan pesawat Jokowi seharusnya lepas landas pukul 15.00. Tetapi, Jokowi baru lepas landas satu jam kemudian.
Dalam aturannya, 30 menit sebelum dan 15 menit setelah presiden lepas landas, lalu lintas bandara harus steril. Tetapi, dengan jadwal yang ngaret ditambah tidak ada antisipasi serta komunikasi dari pihak bandara, penumpang pun menjadi korban.
"Efeknya kemana-mana. Kita di bandara Kota Baru jadi terlantar. Kita juga belum tahu apakah tetap bisa terbang hari ini atau besok," katanya kepada Republika, Senin (15/12).
Sementara itu, Kepala Bandara Gusti Syamsir Alam, Hariyanto mengatakan tak bisa berbuat banyak dengan perintah larangan lalu lintas terbang. Apalagi larangan itu terpaksa 'diperpanjang' karena Jokowi yang terlambat datang ke bandara sehabis blusukan di Kota Baru.
"Kita tak bisa berbuat banyak," katanya.
Ia pun meminta maaf kepada para penumpang atas ketidaknyamanan yang timbul. Ia mengatakan hal yang terpenting dari penerbangan adalah keselamatan.
Sayangnya, alasan tersebut tak sepenuhnya diterima oleh penumpang. Tak sedikit yang menagih solusi kepada pihak bandara atas keterlambatan pesawat dan kemungkinan besar pembatalan penerbangan. Karena, efek dari pelarangan terbang itu tak hanya berpengaruh pada bandara-bandara di Kota Baru tetapi juga Banjarmasin dan Makassar.