REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan dia akan meminta pengusaha menaikkan gaji tahun depan, Senin (15/12).
Dalam konferensi pers yang ditayangkan di televisi satu hari setelah kemenangan dalam pemilu dini, Abe mengatakan dia ingin mengkompilasi langkah-langkah stimulus ekonomi pada akhir tahun ini. Dia juga menyatakan akan mengambil langkah untuk meredakan kekhawatiran tentang kenaikan harga impor.
"Kami mengambil energi, kekuatan dan dukungan yang kami terima dari para pemilih dan dengan tegas akan langsung melanjutkan ke depan. Namun, kami masih menghadapi setumpuk masalah sulit yang harus diatasi," ujar Abe yang tampak lelah, tapi santai, Senin (15/12).
Dalam pemilihan umum dini Partai Demokratik Liberal (LDP) mengumpulkan 291 kursi. Sekitar 35 kursi diklaim oleh koalisi LDP. Perolehan tersebut membuat LDP menguasai lebih dari dua pertiga dari 475 kursi di Majelis Rendah.
Jepang bisa secara signifikan meningkatkan produktivitas melalui reformasi tenaga kerja dan meningkatkan iklim bisnis bagi perusahaan asing, tetapi inisiatif tersebut hanya membuat sedikit kemajuan.
"Jangan mengharapkan reformasi ekonomi baru yang besar. Saya pikir kita masih akan melihat hal yang kurang lebih sama. Reformasi pasar tenaga kerja? Saya rasa itu tidak terjadi," kata profesor politik di Columbia University Gerald Curtis saat berada di Tokyo.
Namun, banyak warga Jepang yang jera dengan tujuan nasionalistik Abe. Banyak kalangan memperkirakan akan terjadi perdebatan sengit di parlemen saat pembahasan soal perluasan peran militer Jepang.
Masyarakat juga memiliki keraguan tentang keinginan LDP untuk menyalakan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir setelah bencana Fukushima pada Maret 2011. Abe dengan sukses bertaruh pemilih akan tetap memilihnya di tengah resesi dan keraguan.
Dia mengatakan prioritas utamanya tetap ekonomi yang jatuh kembali ke dalam resesi setelah kenaikan pajak pada April. Dia berjanji menyusun serangkaian kebijakan stimulus sebelum akhir tahun ini.
Kebijakan Abenomics yang merupakan perpaduan dari pelonggaran moneter yang agresif, belanja publik dan reformasi ekonomi telah mendorong harga saham yang lebih tinggi dan melemahkan nilai yen.
Tetapi upah dan investasi bisnis tetap lesu. Inflasi dan pertumbuhan tidak mampu memenuhi target yang ditetapkan Abe ketika ia menjabat dua tahun lalu.
Survei sentimen bisnis yang dirilis Senin oleh Bank of Japan menunjukkan sedikit penurunan untuk bulan-bulan mendatang.
"Abenomics masih setengah jalan, dan saya memiliki rasa tanggung jawab untuk mendorongnya lebih jauh," kata Menteri Keuangan Taro Aso yang mempertahankan kursinya di parlemen.
Agenda Abe termasuk reformasi pasar tenaga kerja dan mengamankan perjanjian perdagangan trans-Pasifik yang sangat ditentang oleh lobi-lobi pertanian yang kuat dan medis. Aso mengakui butuh kemauan politik kuat untuk mereformasi sektor pertanian dan mendorong deregulasi untuk memfasilitasi pertumbuhan industri baru.
"Orang-orang harus melihat bahwa ini akan membuka masa depan," katanya.