REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Pembatasan sepeda motor melintas di jalan protokol ibukota dinilai sebagai konsep yang kurang matang akibat minimnya fasilitas penunjang.
“Pembatasan motor konsepnya bagus. Hanya saja, harus ada moda transportasi umum yang nyaman,” jelas pengamat transportasi dari Center for Sustainable Infrastructure Develompent (CSID) UI Boy Berawi, Kamis (18/12).
Namun, Boy meyakini, dengan sarana pendukung serta moda transportasi umum yang baik, lama kelamaan masyarakat akan merasakan manfaatnya.
"Jika sudah merasakan sendiri manfaatnya seperti udara yang lebih bersih, kemacetan berkurang dan angka kecelakaan menurun maka nantinya akan diterima dengan baik," kata Boy.
Ia mencontohkan penerapan aturan serupa di Stockholm, Swedia. Awalnya, diuji coba selama enam bulan. Baru kemudian dikembalikan kepada masyarakat apakah kebijakan itu diterima atau tidak. Langkah selanjutnya baru dibakukan menjadi aturan resmi.
"Jadi aturan yang dibuat tidak hanya dari pemerintah saja, tetapi ada peran serta masyarakat," tegasnya.
Mengenai sarana pendukung, sambung dia, bisa diwujudkan dengan adanya mobil kawasan sehingga jumlah kendaraan bisa berkurang. Semangat yang diterapkan dalam konsep ini adalah untuk mengurangi jumlah kendaraan.