REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang militan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Abu Anas Al-Libi, diduga menjadi penanggungjawab tunggal atas pembunuhan 150 orang wanita, diantaranya para remaja dan kaum ibu. Mereka dibunuh karena menolak untuk dinikahi para militan ISIS.
Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) Irak mengatakan setelah melakukan pembunuhan terhadap 150 wanita tersebut, Abu Anas Al-Libi lalu mengubur mayat mereka secara massal di Fallujah, Irak. Menurut laporan kementerian HAM Irak, para wanita itu merupakan etnis minoritas Yazidi yang menolak untuk diperlakukan sebagai budak seks.
"Sedikitnya 150 perempuan, dieksekusi di Fallujah oleh militan ISIS bernama Abu Anas Al-Libi setelah mereka menolak untuk melakukan pernikahan dengan pejuang ISIS," dikutip Republika Online, Ahad (21/12).
Menurut laporan Daily Mail, banyak keluarga yang terpaksa bermigrasi dari utara kota provinsi Al-Wafa. Mereka memutuskan berpindah setelah ratusan warga menerima ancaman pembunuhan dari militan ISIS.