REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan menghukum gantung empat tahanan militan Taliban pada Ahad dalam set eksekusi kedua sejak pemerintah mengangkat moratorium hukuman mati bagi kelompok radikal tersebut.
Hal ini dipandang sebagai balasan atas pembantaian 132 anak di sekolah oleh Taliban minggu lalu.
Empat militan tersebut tidak berhubungan dengan aksi penembakan masal di sekolah Peshawar. Mereka ditahan karena menyerang mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf.
Seorang sumber dari pemerintah lokal Punjab mengidentifikasi empat tahanan tersebut sebagai Rasheed Qureshi, Zubair Ahmad, Ghulam Sarwar dan Akhlaque Ahmed alias Russi. Russi berasal dari Rusia.
Para pengamat mengatakan keputusan eksekusi sebagai bentuk keputusasaan pemerintah karena tak mampu menangkap tersangka pembantaian.
Dilansir Reuters, Senin (22/12), meski demikian, Menteri Dalam Negeri Chaudhry Nisar Ali Khan mengatakan bahwa polisi telah menangkap beberapa terduga pelaku serangan sekolah Peshawar. Namun ia tak memberi lebih banyak keterangan.
Empat tahanan tersebut dieksekusi dengan pengamanan ketat di penjara Faisalabad. Dua tahanan lain juga telah dihukum gantung sebelumnya pada Jumat.
Sumber pemerintahan mengatakan beberapa tahanan akan dieksekusi lagi dalam beberapa hari kedepan. Beberapa diantara mereka akan dieksekusi di Lahore, basis kuat Perdana Menteri Nawaz Sharif.
Taliban diisukan membuat pernyataan bahwa mereka akan melakukan lebih banyak serangan di sekitar Pakistan sebagai balasan atas eksekusi beberapa anggotanya. Pihak keamanan meningkatkan penjagaan baik di penjara maupun lingkungan sekitar.
Kelompok hak asasi manusia meyakini Pakistan telah mengeksekusi sekitar 8.000 orang tahanan. Lebih dari 500 diantara mereka dituduh kejahatan yang berhubungan dengan teroris.
Wakil deputi Asia Human Rights Watch Phelim Kine mengatakan pemerintah tidak boleh mendahulukan balas dendam daripada mencari mereka yang bertanggungjawab. Menurutnya, pemerintah harus menahan diri untuk tidak melanjutkan pengeksekusian.