REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Malala Yousafzai, gadis asal Pakistan yang ditembak di kepala oleh Taliban, telah diperbolehkan meninggalkan Rumah Sakit Queen Elizabeth.
Namun, ia akan segera kembali lagi ke rumah sakit tersebut untuk menjalankan operasi lebih lanjut.
Pihak RS Queen Elizabeth menyatakan Malala sudah boleh meninggalkan rumah sakit pada Kamis (3/1) lalu.
Malala kini tinggal sementara di rumah kerabatnya di Inggris, sebelum kembali ke rumah sakit guna menjalankan operasi lanjutan.
"Malala Yousafzai telah keluar dari RS Queen Elizabeth Birmingham, ia akan menjalani rawat jalan untuk sementara di rumah keluarganya di Barat Midlands," ujar pihak rumah sakit dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Aljazeera.
Sebelumnya, gadis 15 tahun tersebut menjalani perawatan selama beberapa pekan di RS Queen Elizabeth. Perawatan tersebut dilakukan setelah sebelumnya, Malala mengalami luka serius akibat tembakan di kepalanya.
Malala mengalami penembakan di kepalanya oleh pihak Taliban sebagai hukuman, kampanye pendidikan yang dilakukannya. Saat itu, Malala mengkampanyekan hak untuk memeroleh pendidikan bagi anak perempuan di Pakistan.
Pada Oktober lalu, Malala ditembak di bus sekolahnya oleh seorang pria bersenjata yang diketahui merupakan anggota Taliban. Peluru yang ditujukan pada Malala menyerempet otaknya. Hanya berjarak satu sentimeter, peluru tersebut dapat membunuhnya.
Setelah serangan yang mengejutkan tersebut Malala langsung diterbangkan dari Pakistan menuju RS Queen Elizabeth Inggris. Ia menjalani serangkaian perawatan dan operasi di rumah sakit tersebut.
Meski telah diperbolehkan keluar pada Kamis lalu, namun rencananya dalam beberapa bulan ini Malala akan kembali melakukan operasi. Operasi tersebut rencananya untuk merekonstruksi tengkorak kepalanya yang terkena peluru.
"Ia akan kembali akhir bulan ini atau awal bulan depan. Ini akan jadi pemulihan jangka panjang," tambah pihak rumah sakit.
Putri Zianuddin Yousafzai ini pada dasarnya menyatakan keinginannya untuk segera kembali ke kampung halamannya di Pakistan. Namun, pihak berwenang belum memberikan izin karena dikhawatirkan adanya serangan lanjutan terhadap diri Malala.