REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sistem komputer di pembangkit listrik tenaga nuklir Korea Selatan (Korsel) dibajak. Namun, data yang hilang hanya data kurang penting dan tidak ada risiko keamanan yang ditimbulkan.
Deputi Menteri Energi Korsel Chung Yang-ho yakin pembangkit nuklir mereka mampu menangkal serangan hacker yang bisa membahayakan reaktor.
"Sistem pengendalian dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada risiko akibat serangan hacker itu," ujar Chung, dikutip dari NBC News, Senin (22/12).
Seorang pejabat di Korea Hydro and Nuclear Power Co Ltd (KHNP) yang merupakan bagian dari Korea Electric Power Corp milik pemerintah mengatakan serangan itu tampaknya dilakukan kelompok yang ingin menyebabkan kekacauan sosial.
"100 persen tidak mungkin hacker bisa menghentikan pembangkit nuklir dengan cara menyerangnya karena sistem pengendalian benar-benar independen dan tertutup," kata pejabat itu.
Baik Chung maupun KHNP tidak menyebut bahwa itu adalah ulah Korea Utara.