Jumat 26 Dec 2014 14:03 WIB

Korut Dituduh Retas Sony Pictures, Ini Sikap Rusia

Rep: Gita Amanda/ Red: Agung Sasongko
Studio Sony Pictures
Foto: Reuters/Mario Anzuoni
Studio Sony Pictures

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia, Kamis (25/12), menyampaikan rasa simpatinya pada Korea Utara di tengah skandal peretasan Sony. Rusia mengatakan, film yang memicu perselisihan itu begitu memalukan dan kemarahan Pyongyang cukup dapat dimaklumi.

Rusia mengatakan, Washinton telah gagal menunjukan bukti keterlibatan Pyongyang dalam skandal peretasan Sony. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich menambahkan, ancaman pembalasan yang diutarakan Amerika Serikat merupakan tindakan kontraproduktif.

Hubungan Rusia dengan negara komunias sebelumnya memburuk setelah runtuhnya Soviet pada 1991. Tapi hubungan keduanya membaik di bawah pengawasan Presiden Vladimir Putin. Moskow telah mengambil bagian dalam upaya-upaya internasional untuk membantu menengahi kebuntuan atas program nuklir dan rudal Pyongyang. Meskipun upaya diplomatik menghasilkan efek yang sangat sedikit.

Pekan lalu, Kremlin mengatakan pihaknya telah mengundang Kim ke Moskow pada Mei untuk menghadiri perayaan peringatan 70 tahun kemenangan Nazi Jerman.  Mengomentari skandal peretasan Sony, Lukachevich mengatakan konsep film tersebut sangat agresif dan penuh skandal. Menurutnya, wajar jika Korea Utara meresponnya dengan kemarahan.

Ia menambahkan, Pyongyang telah menawarkan untuk melakukan penyelidikan bersama terkait insiden itu. Menurutnya proposal bisa membantu meredakan ketegangan dan mencerminkan 'keinginan tulus' dari sisi Korea Utara untuk menyelidiki masalah ini secara rinci.

"Kami menganggap ancaman AS untuk membalas dendam dan meminta negara lain mengutuk Republik Demokratik Korea sebagai tindakan kontraproduktif dan berbahaya, karena mereka hanya akan menambah ketegangan di tengah situasi yang sudah sulit di Semenanjung Korea," kata Lukashevich. Menurutnya sikap AS juga dapat membuat eskalasi lebih lanjut di tengah konflik yang telah memanas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement