REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Polemik Film Interview terus berlanjut. Insiden yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) ini ternyata menyeret Cina dalam arus pertikaian tersebut. Cina dituding berada dibalik layar atas terputusnya sambungan internet selama hampir 10 jam di Korut.
Tudingan ini disebabkan bahwa Cina merupakan satu-satunya negara yang menjadi jalan masuk dan keluarnya akses internet di Korut. Jaringan internet di Korut mengalami gangguan parah selama hampir 10 jam, namun pejabat Korut belum memberikan komentarnya terkait hal ini, seperti dikutip BBC News,Rabu (24/12).
Spekulasi terkencang tentu mengarah ke AS, dimana sebelumnya kelompok Hacker Korut dituduh FBI telah melakukan peretasan terhadap situs Sony Pictures sebagai reaksi atas akan dirilisnya Film Interview yang dianggap melecehkan Pemimpin Korut.
Pemerintah Korut sendiri telah membantah keterlibatan sejumlah pejabat pemerintah atas aksi peretasan Sony Pictures tersebut. Namun, Korut juga dengan tegas siap melakukan serangan termasuk di dunia maya jika memang diperlukan.
Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Cina Hua Chunying menegaskan tudingan bahwa negaranya menjadi dalang dibalik matinya internet di Korut sangat tidak berdasar dan bertanggung jawab. "Laporan ini bersifat spekulatif dan tidak beralasan sama sekali. Laporan-laporan itu tidak bertanggung jawab, tak profesional dan menyesatkan," ujar Hua Chunying.