Senin 29 Dec 2014 17:29 WIB
AirAsia hilang

JK: Pencarian Air Asia tak Dibatasi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
  Wapres Jusuf Kalla memantau proses pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak di Pusat Informasi Basarnas Jakarta, Ahad (28/12). (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Wapres Jusuf Kalla memantau proses pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak di Pusat Informasi Basarnas Jakarta, Ahad (28/12). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan kunjungan di Crisis Center AirAsia di Bandara Juanda Surabaya, sore ini, Senin (29/12). Dalam kesempatan ini, JK bertemu dengan para keluarga korban dan melakukan tanya jawab. 

Salah seorang keluarga korban yang kehilangan empat keluarganya dalam pesawat ini pun menanyakan kepastian batas waktu pencarian yang akan dilakukan pemerintah kepada wapres JK. Mendengar pertanyaan ini, JK menegaskan, pemerintah tak akan memberikan batas waktu pencarian pesawat AirAsia.

"Tentu saya sangat bersedih anak cucu bapak sebagai penumpang. Pencariannya tidak kita batasi, yang penting berusaha keras sehingga presiden tidak berikan batas waktu, yang penting adalah usaha keras," kata JK di Crisis Center AirAsia di Bandara Juanda Surabaya, sore ini, Senin (29/12).

Pencarian pesawat ini juga turut dibantu oleh sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Australia. Mereka turut mengerahkan kapal dan pesawatnya untuk menemukan pesawat tersebut.

Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 mengalami hilang kontak dengan menara ATC. Pesawat berjenis Airbus A320-200 ini membawa 162 penumpang dengan rute Surabaya-Singapura. 

Sebanyak 156 diantaranya merupakan WNI, 3 warga negara Korea Selatan, satu warga negara Prancis, satu warga negara Malaysia, dan satu warga Singapura. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement