REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Satori Ismail masih ingat dengan desakan ulama ihwal penutupan lokalisasi Kramat Tunggak, Jakarta Utara. Saat itu, pemerintah provinsi DKI Jakarta tidak mendengarkan suara ulama.
Barulah, papar Kiai Satori, ketika jabatan gubernur DKI Jakarta diamanahkan pada Sutiyoso, suara ulama mulai didengar. Hanya dengan sebuah ratifisikasi surat keputusan gubernur, tempat maksiat itu langsung ditutup.
Menurut Kiai Satori, dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan, ada kekuasaan yang tidak memihak kepentingan amar ma'ruf nahi munkar. Ini karena, kekuasaan tidak menghendaki kepentingan itu.
“Memang, Islam sendiri mengajarkan. Bahwa manusia itu tergantung agama sang penguasa,” ujar Kiai Satori.
Terakhir, Kiai Satori menjelaskan, Indonesia tidak akan rugi bila pemimpinnya berani mengedepankan kepentingan Islam. Sebab, para pendiri bangsa pun mengutamakan hak beragama dalam konstitusi.