REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kelanjutan program beras keluarga miskin (raskin) untuk tahun 2015, masih belum jelas. Humas Bulog Sub Divre IV Banyumas, Priyono menyatakan, sejauh ini pihaknya masih belum mendapatkan informasi apakah program raskin pada 2015 ini masih akan terus berlanjut atau tidak.
Meski demikian, dia menyatakan, bila memang nantinya program raskin tetap akan dilaksanakan, maka pihaknya masih menyimpan beras untuk kebutuhan raskin selama tujuh bulan ke depan. ''Kita masih menungu lebih lanjut kebijakan pemerintah soal kelanjutan program raskin ini. Bila nanti berlanjut, prinsipnya kita siap,'' jelasnya, Jumat (2/1).
Namun bila program raskin ternyata benar-benar berhenti, Priyono menyebutkan, Bulog akan melaksaakan praktek bisnis murni terhadap komoditas beras. Artinya, penyerapan beras petani akan dilakukan lebih selektif terhadap beras dengan kualitas premium. Hal ini karena Bulog tidak lagi mendapatkan subsidi PSO (Publik Service Obligation) dari pemerintah, untuk menyerap beras petani dengan kualitas medium.
''Karena tidak lagi mendapat subsidi, maka penyerapan beras yang kita lakukan kemungkinan akan lebih berorientasi pada praktik bisnis murni. Dengan demikian, kita harus benar-benar selektif untuk melakukan pembelian beras, akan penjualannya kembali juga tidak sampai menimbulkan kerugian bagi Bulog,'' katanya.
Priyono mengakui, selama program raskin dilaksanakan, Bulog memang menerapkan standar kualitas tertentu terhadap beras yang dibeli dari petani. Antara lain dengan mempertimbangan kadar sosoh dan kadar air pada standar tertentu. Namun untuk varietas beras atau padi, Bulog masih menerapkan standar verietas medium yang memang banyak ditanam petani. ''Namun bila Bulog tak lagi menjalankan program raskin, maka verietas beras yang akan dibeli kemungkinan akan lebih ditekankan pada yang varietas premium,'' katanya.