REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menyongsong diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahunini, Kota Depok perkuat ekonomi melalui UMKM. Pasalnya, Depok yang merupakan daerah resapan air tak boleh banyak membangun pabrik.
Walikota Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail mengatakan, pada 2015, Depok tidak akan menambah jumlah izin pembangunan pabrik, sebab Depok harus menjaga daerahnya untuk tetap menjadi daerah resapan air. "Kita cukup dua pabrik saja, kita perkuat di UMKM," ujar Nur Mahmudi, Ahad (4/1)
Nur Mahmudi menyatakan, Depok tak perlu membangun pabrik sebagai salah satu mata pencarian warga. Pasalnya, sebagian besar warga merupakan pekerja di Jakarta. Sedangkan, untuk penduduk asli yang mencari nafkah di Depok lebih pada sentra industri rumahan dan peternakan.
Diperkuatnya sentra UMKM menjadi salah satu solusi agar dapat mendongkrak pendapatan daerah ketimbang mendirikan pabrik. Langkah itu dipilih Nur Mahmudi melihat topografi Kota Depok sebagai daerah resapan air.
Letak topografi Depok yang berada pada cekungan menjadikan struktur tanah di sana tidak bisa ditempati banyak pabrik. Selain itu, banyaknya Setu dan sebagai daerah aliran Sungai Ciliwung membuat Depok harus menjaga lingkungan agar bisa menjadi daerah penahan air, sehingga tak terjadi banjir di hilir Jakarta.