REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi memetakan daerah rawan bencana longsor. Hasilnya, ada sebanyak delapan kecamatan yang masuk zona merah atau tinggi kerawanan bencananya.
Data BPBD Kabupaten Sukabumi menyebutkan, ada tiga zona dalam peta rawan bencana yakni merah atau tinggi, hijau atau sedang, dan kuning atau rendah. "Pembagian zona ini untuk mempemudah penanganan bencana khususnya upaya pencegahan,’’ ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi, Irwan Fajar, kepada Republika, Selasa (6/1).
Diterangkan dia, kecamatan yang masuk zona kerawanan tinggi bencana longsor atau merah tersebar baik di utara maupun selatan Sukabumi. Di antaranya Kecamatan Nagrak, Cibadak, Palabuhanratu, Sagaranten, Curug Kembar, Surade, Ciemas, dan Waluran.
Selain kecamatan tersebut lanjut Irwan, masih ada kecamatan lainnya yang berpotensi masuk zona merah seperti Kecamatan Tegalbuleud. Sementara kecamatan lainnya masuk zona kuning dan hijau.
Saat ini terang Irwan, BPBD tengah mengupayakan pengadaan alat pendeteksi longsor atau early warning system dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "Kita sudah mengajukan permohonan ke pusat,’’ ujar dia.
Keberadaan alat tersebut sambung Irwan, dapat mempermudah petugas di lapangan dalam mendeteksi potensi terjadinya longsor. Sehingga upaya antisipasi untuk mencegah timbulnya korban jiwa maupun materiil dapat dimaksimalkan.
Di sisi lain kata Irwan, BPBD saat ini tengah menangani bencana pergerakan tanah di Kampung Linggamanik, Desa/Kecamatan Bantargadung. Di daerah tersebut terdapat sebanyak delapan rumah yang mengalami rusak berat dan 18 unit rumah lainnya dalam kondisi terancam.
"Warga yang menjadi korban bencana longsor di Bantargadung sudah mengungsi ke tempat yang aman,’’ ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo. Proses penanganan bencana di Bantargadung ini langsung ditinjau oleh Bupati Sukabumi Sukmawijaya pada Senin (6/1) lalu.
Usman mengatakan, warga yang mengungsi tidak hanya yang rumahnya hancur karena longsor. Pasalnya, ada sebagian warga yang rumahnya terancam longsor memilih mengungsi karena khawatir terkena bencana. Terlebih, intensitas hujan akhir-akhir ini cukup tinggi.
Oleh karena itu terang Usman, petugas maupun relawan di daerah diminta untuk selalu waspada. Ketika terjadi bencana mereka bisa segera melaporkan peristiwa tersebut kepada instansi terkait.