REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Bagaimana kehidupan seorang mantan jurnalis Washington Post yang menerima Hadiah Pulitzer di masa kejayaannya?
William McPherson, 81 tahun, kini hidup dalam kemiskinan. Gelarnya sebagai penerima Hadiah Pulitzer tak bisa menyelamatkannya dari masa depan yang dianggap semua orang sebagai suram.
McPherson yang bekerja sebagai jurnalis selama puluhan tahun itu kini termasuk dalam 14,5 persen orang-orang Amerika yang hidup sebagai orang miskin. Dalam esai biografi yang dipublikasikan The Hedgehog Review, kisah sang jurnalis diceritakan.
''Saya memulai hidup secara nyaman dalam kalangan menengah, mungkin termasuk kelas menengah ke atas. Sekarang, seperti kebanyakan orang yang berjalan di jalanan Amerika, saya miskin,'' kata dia seperti dikutip Huffington Post.
Sejak pensiun di usia 53 tahun, ia mulai menulis esai-esai. Sebelumnya ia bekerja untuk Washington Post selama 25 tahun. Ia menerima kesepakatan untuk pensiun dini pada usia 53 tahun.
Ia menerimanya karena media tersebut setuju untuk menerima rencana medis yang diajukannya. Saat itu, perjanjian begitu menarik, mudah dan murah. McPherson berpikir ia bisa tetap hidup nyaman meski bekerja sebagai penulis.
Gajinya 11.670 dolar AS per tahun dan jaminan sosialnya lebih dari itu. Ia tak pernah mengajukan peningkatan kesejahteraan, rencana medis atau makanan. Di Amerika, orang-orang dengan pendapatan tahunan kurang dari 11.490 dolar AS per orang per tahun dihitung sebagai orang miskin.
Kemiskinannya dimulai ketika ia mendadak terkena serangan jantung. Kondisinya mulai memburuk dengan diagnosa gagal jantung. Tagihan perawatan medis McPherson menggerogoti penghasilannya yang terbatas.
Departemen Perumahan dan Perkembangan Urban mensubsidi biaya sewa tempat tinggalnya. Sementara kantor distrik tempat ia tinggal di Columbia membantu membayar perawatan medisnya.
Kesehatan yang buruk bisa membawa pada masalah keuangan. Menurut data dari Biro Sensus pada September, 45 juta orang atau sekitar 14,5 persen dari populasi AS hidup di bawah garis kemiskinan. Para ekonom menggambarkan Amerika telah mengalami krisis pengangguran terparah sepanjang sejarah dunia.
Mereka yang masih kuat bekerja harus menderita dipecat perusahaan. Sementara mereka yang telah pensiun terancam tak akan menerima pesangon seperti yang telah diperhitungkan. ''Saya tak punya uang sekarang,'' kata McPherson.
Menurut kelompok advokasi Corporation for Enterprise Development, 43 persen rumah tangga memiliki setidaknya satu masalah keuangan. McPherson mengakui kemiskinannya adalah akibat dari kurang perencanaan keuangan dan pengeluaran yang berlebihan.
Dikutip DailyMail, kemiskinan McPherson juga terkena imbas permainannya di bursa saham. Ia berinvestasi pada AOL dan Apple, ketika perusahaan populer, ia mendapat banyak uang. Tak lama uangnya habis digunakannya bepergian ke Eropa.
Seperti kebanyakan orang Amerika, ia kehabisan banyak uang di bursa saham. Meski demikian, ia bersyukur memiliki banyak pengalaman ketika menjadi jurnalis dan menerima pendidikan di Amerika.
''Jika dibandingkan dengan kebanyakan orang miskin Amerika, saya tetap beruntung,'' kata dia. Selain memenangkan hadiah Pulitzer untuk Distinguished Criticism, ia juga menulis dua novel dan banyak sekali artikel.