REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi pada Senin (5/1) menyerukan revolusi suku terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kelompok.
Al-arabiya melaporkan pada Rabu (7/1) dalam pertemuan dengan Suhaib al-Rawi, gubernur yang baru terpilih provinsi Anbar, Abadi menekankan perlunya sebuah revolusi suku untuk membersihkan tubuh masyarakat Irak dari musuh asing.
Dia menekankan pentingnya suku dan anak-anak dari provinsi mengambil bagian dalam membebaskan wilayah mereka dari organisasi teroris.
Militan ISIS melakukan serangan ofensif tahun lalu, yang menyerbu sebagian besar wilayah Irak. Penyerangan ISIS termasuk ke wilayah signifikan di Anbar yang membentang dari perbatasan dengan Suriah, Yordania dan Arab Saudi.
Dukungan kuat dari suku Sunni Irak dipandang penting untuk mengalahkan ISIS. Pasukan kesukuan yang sekarang sedang dilatih oleh Baghdad, telah memainkan peran penting dalam menjaga militan merebut wilayah Anbar lebih lanjut.
Pasukan keamanan Irak melemah di bawah serangan ISIS Juni lalu. Namun kini didukung oleh serangan udara yang dipimpin AS, penasihat internasional, milisi suku Syiah dan Sunni, dan mulai kembali menunjukkan cengkramannya di beberapa daerah.