Rabu 07 Jan 2015 13:00 WIB

Ini Tantangan Kapolri Pengganti Sutarman Versi Pendiri Demokrat

Budi Gunawan
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Budi Gunawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kandidat kapolri pengganti Jenderal Sutarman disebut harus mampu meningkatkan profesionalisme kepolisian. Serta mampu mempertahankan indenpendensi Polri di bawah presiden.

Selain itu, juga harus berani melakukan program revolusi mental di tubuh Polri. Karena kepolisian harus berani mendukung penuh kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Revolusi mental di tubuh Polri harus dijalankan demi meningkatkan citra kepolisian yang selama ini masih jelek di mata masyarakat,” kata pendiri Partai Demokrat, Subur Budhisantoso, Rabu (8/1).

Subur menambahkan, revolusi mental diperlukan agar dapat mengubah mental dan perilaku aparat polisi. Karena kecenderungan selama ini, anggota polisi selalu mencari kesalahan orang, seperti menilang di jalan.

Selain itu, ujar dia, stigma negatif polisi pun harus diubah. Terutama terkait masalah lapor kehilangan kambing , akan menjadi kehilangan sapi. Juga masih adanya keberpihakan polisi terhadap pengusaha atau justru menjadi beking.

Revolusi mental lainnya, tambah dia, harus ada reward and punishment terhadap anggota kepolisian untuk mencapai jenjang yang lebih baik. Karena selama ini, jenjang karier di kepolisian terutama pangkat AKBP, kombes hingga bintang satu dianggap tidak jelas.

"Mereka yang punya koneksi apalagi dana banyak, cepat sekali kariernya, meski orang itu tidak cakap. Sementara yang cakap tapi tak punya uang dan relasi jangan harap dapat tempat,” ungkap pakar antropologi politik itu.

Ia juga menyebut laporan, banyaknya anggota kepolisian yang hendak sekolah sespim dan sespati tapi ternyata susah naik pangkat dan jabatan dengan bermacam alasan. "Tidak ada jatah jabatan, menunggu giliran dan lain lain alasan," ucapnya.

Ia mengungkapkan, telah mengamati sekian jenderal bintang dua dan tiga di Polri. Ia pun menilai, Komjen Budi Gunawan sebagai sosok yang pantas menjadi kapolri mendatang. 

"Sebagai tim think thank Polri, beliau sangat brilian, produktif menghasilkan karya tulis dan sukses dalam karier," jelas mantan ketua umum Partai Demokrat 2001-2005 itu.

Hal itu, ujarnya, harus menjadi tugas calon kapolri baru. "Saya yakin calon kapolri Komjen Budi Gunawan mampu mengatasi kondisi itu. Karena Budi Gunawan mempunyai rekam jejak yang bagus dari sisi akademis," tambah dia.

Beberapa prestasi yang didapat Budi antara lain, lulusan terbaik Sespim Polri (1998) dan lulusan terbaik Lemhanas (2005) serta menyandang gelar MSi di bidang ilmu politik dan pemerintahan.

Menurutnya, perjalanan karier Budi juga mumpuni. Misalnya, pernah menjadi Kepala Biro Pembinaan Karir Desumdaman Polri (2004), Kepala Sekolah Lanjutan Perwira Polri (2006), Kapolda Jambi (2008), Kepala Divisi Pembinaan Hukum Polri (2009), Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (2010), Kapolda Bali (2012) dan Kepala Lembaga Pendidikan Polri.

"Hal itu merupakan modal utama untuk melakukan perbaikan SDM di tubuh Polri, terutama menciptkan polisi-polisi yang cerdas, berintegritas dan mengedepankan pendekatan dialogis," paparnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement