REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Tim gabungan Basarnas menyiagakan enam buah kapal di titik lokasi ditemukannya ekor pesawat Air Asia QZ 8501. Kapal tersebut akan melakukan penjagaan dan pengawasan sejauh dua nautical mile (mil laut).
Saat melakukan kunjungan ke posko Basarnas di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengapresiasi usaha keras tim gabungan Basarnas selama sebelas hari ini.
Keenam kapal yang disiagakan yakni dua kapal navigasi milik Kementerian Perhubungan, KN Jadayat dan KN Andromeda, serta empat kapal milik Basarnas. Selain menyiagakan kapal, kendaraan remotely operate vehicle (ROV) juga sudah diturunkan untuk mencari bagian besar dari tubuh pesawat yang hilang.
Alat ROV ini digunakan untuk melakukan penyelaman tanpa awak ke dasar laut untuk memastikan ekor pesawat. "Kita juga sedang mengupayakan subsurface vehicle untuk melakukan pencarian ini," jelas Indroyono, Rabu (7/1).
Ia juga berharap agar seluruh ekor pesawat itu dapat diangkat dalam waktu cepat. Keberadaan kotak hitam di ekor pesawat, lanjutnya, diharapkan dapat memberikan petunjuk bagi proses investigasi ke depannya.
Sebelumnya, tim penyelam pertama TNI Angkatan Laut yang diterjunkan sejak Ahad (28/12) akhirnya berhasil menemukan ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang di Selat Karimata, perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada hari ini, Rabu (7/1) siang.
Tim penyelam tambahan langsung diterjunkan untuk proses pencarian dan evakuasi lebih lanjut. Bagian ekor pesawat ditemukan di titik koordinat 03.36.31 Lintang Selatan dan 109.41.66 Bujur Timur.
Fokus tim penyelam kedua untuk melakukan pengangkatan jenazah yang ada di sekitar lokasi ditemukannya ekor pesawat itu. Setelah semua jenazah diangkut, baru dilakukan pencarian terhadap black box atau kotak hitam.