REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Kekhawatiran pascaserangan Charlie Hebdo semakin menjalar, Islamofobia pun terjadi. Beberapa serangan menargetkan rumah ibadah dan jemaah Muslim di Prancis bahkan beberapa jam pasca insiden Charlie Hebdo.
Jurnalis Vox, Max Fisher mengutip kelompok anti Islamofobia di Inggris bernama MAMA UK yang mengurutkan serangan-serangan tersebut. Berdasarkan laporannya, serangan termasuk penembakan di mesjid di Port-la-Nouvelleand dan pusat Islam di Cosica.
Penembakan terjadi sepanjang malam juga di masjid bagian barat kota Le Mans. Sebuah toko kebab di dekat masjid di kota pusat Villefranche-sur-Saone juga menjadi sasaran ledakan beberapa jam pascaserangan Charlie Hebdo.
Tercatat ada 15 serangan anti Muslim pada Rabu hingga Jumat di Prancis. The French Council of the Muslim Faith mengecam serangan yang terjadi pada media Charlie Hebdo. Mereka menyebutkan tindakan tersebut sebagai barbar dan melawan demokrasi.
''Kami sangat terkejut oleh apa yang kami lihat dan rasakan di kantor Charlie Hebdo,'' kata Presiden The French Council of the Muslim Faith Dalil Boubaker, dikutip World Bulletin.
Boubaker juga menegaskan para pelaku tidak bisa melakukan hal itu atas nama Muslim atau Islam. ''Muslim mementingkan kedamaian dan kebersamaan. Islam sangat mengecam pembunuhan,'' kata dia.
Organisasi-organisasi Islam menunjukkan kekompakan kalau Islam bertolak belakang dengan tindakan teror. The Union of Islamic Organizations of France juga mengutuk serangan tersebut.
Gabungan upaya melawan Islamofobia di Prancis mengatakan serangan tersebut adalah tindakan kebencian. ''Kami mengharapkan pernyataan dari para petinggi untuk menghindari stigma negatif terhadap Islam dan warga Muslim,'' kata mereka.
Hal tersebut untuk menghindari iklim praduga dan penolakan pada Muslim. Tiga asosiasi hak asasi manusia, The Council for Justice, Equality and Peace, The Union of French-Turk Entrepreneurs, dan the Organization of Racism and Islamophobia Watch juga mengeluarkan pernyataan bersama mengecam serangan.