Kamis 15 Jan 2015 23:03 WIB

Liputan Media Picu Sindrom Peniru Kebakaran

Red:
Kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: EPA/Nuno Andre Ferreira
Kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND --Kebakaran lahan mendominasi pemberitaan di Australia Barat sejak tahun baru lalu. Namun bagi relawan pemadam kebakaran, peliputan kebakaran lahan selama 24 jam memiliki sisi kelam, yakni memicu sindrome peniru atau copycat.

Sindrom peniru atau copycat syndrome adalah kelompok yang diyakini bertanggung jawab setidaknya atas sebagian dari serentetan kebakaran yang disengaja pada musim ini.

"Semakin banyak paparan media, semakin banyak kita jumpai pelaku sindrom peniru, dan saat ini pelaku sindrom peniru mulai beraksi," kata Dave Gossage, seorang relawan petugas pemadam kebakaran  selama 34 tahun.

"Ironisnya, dalam kasus kebakaran yang disengaja, siapapun yang pertama memicu kebakaran mereka kerap tidak mengetahui konsekwensi dari tindakan mereka," katanya baru-baru ini.

 
"Lihatlah apa yang terjadi pada kebakaran di Roleystone selama 12 bulan dan warga disana hingga kini masih membangun rumah-rumah mereka kembali," katanya.

Dalam kasus terakhir, polisi setempat sampai meminta bantuan warga untuk menyelidiki dua peristiwa kebakaran yang disengaja di Ellenbrook Senin lalu dengan menawarkan hadian $ 50 ribu untuk informasi seputar peristiwa kebakaran tersebut. Petugas pemadam kebakaran mengesampingkan penyebab kebakaran karena mereka menemukan bukti dua kebakaran tersebut disengaja karena terjadi dalam waktu satu jam di wilayah yang sama.

 
Kebakaran yang terjadi pada akhir pekan lalu di Bullsbrook itu menghanguskan 7.000 hektare itu telah dianggap sebagai kebakaran yang disengaja. Sementara kebakaran di Toodyay yang terjadi Selasa lalu statusnya masih dicurigai disengaja.
 
Awal bulan ini, dua anak laki-laki diidentifikasi sebagai penyulut kebakaran besar di Coolbinia dan dalam kasus berbeda, dua relawan dari satu brigade yang sama juga dituduh memicu kebakaran.
 
Dr Katarina Fritzon dari Pusat Riset Pemadam Kebakaran di Universitas Bond Queensland mengatakan sekitar sepertiga dari kebakaran nasional di Australia dipicu secara sengaja tapi dia meyakin hanya sebagian kecil saja dari pelaku kebakaran yang memahami kerusakan yang mereka timbulkan.
 
Dia menggambarkan pelaku sebagai orang yang secara khusus tertarik dengan kebakaran dan menjadi sangat bersemangat dengan rangsangan yang mereka rasakan atau alami ketika bisa memicu kebakaran. "Bagi sebagian pelaku kebakaran atau arsonis, mereka memahami apa yang mereka kerjakan dan mereka memang menyukainya, " kata Dr Fritzon.
 
Namun menurut pemantauannya sebagian besar pelaku kebakaran yang disengaja adalah orang yang secara umum anti sosial dan memicu kebakaran dalam konteks perilaku anti-sosial. Lembaga yang dipimpinnya tengah merancang program pengobatan bagi arsonist atau pelaku pembakaran dan diharapkan akan dapat segera diterapkan di Australia Barat menyusul pertemuan mereka dengan Kementerian Pemasyarakatan. Namun kesibukan meneliti penyebab kebakaran hutan, termasuk kebakaran yang disengaja menurut organisasi veteran relawan pemadam kebakaran -  Bush Fire Front - kerap menyesatkan.
 
Anggota dari kelompok itu, Roger Underwood mengatakan pelaku pembakaran sangat sulit ditangkap dan dihukum dan kerenanya fokus harus dialihkan dari pelaku kebakaran ke bendana kebakaran itu sendiri.
 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement