REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Puluhan ribu warga Yaman turun ke jalan menentang Kelompok Houthi pada Sabtu (24/1) kemarin.
Sekitar 20 ribu orang di Ibu Kota Yaman, Sana'a, berkumpul di kediaman Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi, yang mengundurkan diri bersama dengan kabinetnya pada Kamis (22/1) menyusul tekanan dari Houthi.
Aksi ini dilaporkan menjadi protes terbesar sejak pemberontak Houthi menguasai Ibu Kota pada September tahun lalu. Para pengunjuk rasa membawa spanduk dan meneriakkan slogan-slogan mengecam pemberontak Houthi seperti "Houthi agresor, pergi dari ibukota," dan menuntut pemulihan presiden.
Perkelahian yang melibatkan pisau serta tongkat ini pecah di Sana'a ketika pemberontak mencoba untuk memblokir para demonstran.
Dilansir dari AP, Ahad (25/1) para pejabat keamanan mengatakan pasukan Houthi juga telah menembaki demonstran di Hodeida dan melukai tiga orang.
Para pejabat keamanan, yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan protes mengecam Houthi juga terjadi di sejumlah kota lain seperti di Taiz, Ibb, dan Dhamar dengan tuntutan yang sama. Di Dhamar, demonstran membentuk rantai manusia, menuntut pemulihan negara.