Kamis 29 Jan 2015 14:21 WIB

Pakar: Tanpa Keppres Tim Independen Masih Bisa Kerja

Rep: C15/ Red: Bayu Hermawan
Kriminalisasi KPK.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Kriminalisasi KPK. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski belum memiliki surat Keputusan Presiden (Keppres), namun tim independen yang dibentuk terkait kisruh Polri dan KPK sudah bekerja.

Pakar Hukum Tata Negara, Ni'matul Huda menilai hal tersebut tidak menyalahi penyampaian aspirasi, dan tim independen masih bisa bekerja.

Menurutnya secara yuridis tim independen hanya sekedar perwakilan masyarakat yang diundang presiden sehingga rekomendasi yang mereka berikan tidak mengikat. 

Ni'matul menilai tidak adanya Keppres tersebut tidak membatasi langkah mereka untuk bisa memberikan pertimbangan yang rasional dan pro rakyat untuk meredam perseteruan antara KPK dan Polri.

"Secara moral, masyarakat aspirasinya sudah terwakili dalam rekomendasi yang dibuat Tim Independen," ujarnya, Kamis (29/1)

Namun, ia mengingatkan sebab tak ada dasar hukum yang mengikat mereka. Ni'mah menilai tim tidak perlu merambah pada kasus lain.

Cukup pada meredam kasus KPK-Polri yang sudah semakin meruncing ini. Harapannya, Presiden segera melaksanakan rekemonedasi dari tim independen, dan menuntaskan kasus kedua institusi besar tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement