REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Nigeria menunda pemilihan umum presiden dan anggota legislatif hingga 28 Maret. Penundaan karena alasan keamanan seiring serangan Boko Haram yang masih mendominasi.
Komisi pemilihan umum mengumumkan pada Sabtu bahwa mereka tidak bisa memastikan keselamatan warga yang nantinya pergi ke tempat pemilihan. Awalnya helatan demokrasi ini akan digelar pada 14 Februari.
Ketua komisi pemilu, Attahiru Jega mengatakan penasihat keamanan nasional dan pejabat intelegen mengatakan pasukan keamanan perlu operasi khusus melawan Boko Haram selama enam minggu. Sehingga mereka tidak bisa menjaga keamanan pemilu.
Menurutnya, akan sangat egois jika pemilu tetap diselenggarakan. "Banyak orang yang akan marah dan kecewa karena penundaan, tapi saya ingin semua warga Nigeria tahu bahwa tidak ada yang memaksa kami melakukan ini," kata Jega seperti dilansir AP, Ahad (8/2).
Sebelumnya, pemerintah Presiden Goodluck Jonathan telah menyeru penundaan. Namun, dua minggu lalu Amerika Serikat menyerukan pemilu tepat waktu. "Sangat penting untuk pemilu dilakukan sesuai jadwal," kata Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.
Sebelumnya kelompok hak asasi sipil melakukan protes skala kecil menolak segala bentuk penundaan. Namun, serangan Boko Haram telah menghancurkan puluhan kota dan desa Nigeria dalam 10 hari terakhir, meski perlawanan dilakukan militer dan tentara negara tetangga.