REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kelompok ISIS merilis video terkait pemenggalan seorang Kristen Mesir di Libya. Menanggapi itu, Presiden Mesir, Abdel Fattah al Sisi memperingatkan akan membalas kematian warga negaranya.
Sisi mengatakan, Mesir akan memilih cara dan waktu yang tepat untuk membalas pembunuhan tersebut. Pembunuhan atas warganya bisa menguatkan tekad Sisi untuk menangani ancaman keamanan dari militan.
Sisi telah bertemu dengan komandn militer untuk membahas pembunuhan dan Mesir akan berkabung selama tujuh hari.
Saat ini ISIS telah berkembang di Libya dan mengacaukan negara tetangga Mesir ini. Mesir juga membantah telah mengambil bagian dengan sekutu untuk melakukan serangan udara terhadap ISIS di Libya.
Kantor berita Mesir, Mena mengutip Gereja Koptik mengatakan, sebanyak 21 jamaahnya disandera oleh ISIS dan telah dibunuh. Mereka yakin pemerintah Mesir akan mencari keadilan untuk mereka.
Keluarga yang diculik mendesak Pemerintah Mesir untuk membantu membebaskan mereka. Ribuan warga Mesir telah pergi ke Libya pada 2011 lalu saat terjad kerusuhan.