REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar kubu Agung Laksono, Zainudin Amali menegaskan pihaknya tidak ingin terikat dalam Koalisi Merah Putih (KMP). Menurutnya hal itu sesuai dengan keputusan Munas Ancol.
"Salah satu keputusan Munas Ancol mengatakan, Golkar bu-kan bagian dari KMP. Itu harus dijalankan," kata Zainudin saat dihubungi, Kamis (26/2).
Zainudi mengatakan sikap Ketua Umum Golkar Munas Bali, Aburizal Bakrie yang membawa partainya ke barisan KMP, bertentangan dengan misi partai. Meski begitu, ia pun tidak bisa memastikan apakah Golkar kubu Agung Laksono akan bergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH), jika Mahkamah Partai memenangkan nanti.
"Yang pasti, satu hal, Munas Ancol memutuskan tidak ada di Koalisi Merah Putih," ujarnya.
Tetapi menurutnya, garis politik partai, bisa saja berubah. Zainudin menambahkan saran anggota Mahkamah Partai (MP) Golkar Andi Mattalata, tentang islah Golkar patut didengar. Kata dia, Andi membujuk agar dua kepengurusan partai itu, menghasilkan kepengurusan Golkar yang kuat.
"Kalau itu (Islah) terjadi, sikap politik Golkar pun nantinya bisa jadi berubah," ucapnya.
Sebelumnya, Sekjen Golkar versi Munas Bali, Idrus Marham mengatakan, partainya akan tetap berada di KMP. Menurutnya apapun keputusan Mahkamah Partai (MP) Golkar, soal kepengurusan partai yang sah, sikap politik Golkar harus tetap berada di luar pemerintahan.
Sikap politik tersebut dikatakan Idrus, permanen selama lima tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Golkar mengalami dualisme pascapilpres 2014. Kepentingan politik para petinggi di partai itu, membuat kepengurusan jadi terbelah dua. Kubu pertama, dipimpin Aburizal Bakrie (ARB) yang terpilih lewat Munas Bali. Kubu lainnya, dipimpin Agung Laksono yang dipilih lewat Munas Ancol.
Sikap politik dua kepengurusan ini pun berbeda. ARB, sejak gagal mencapreskan diri, membawa Golkar menjadi salah satu penyokong capres Prabowo Subianto dan bergabung bersama barisan empat partai lain dalam KMP.
Kubu Agung, memilih tak tertarik dengan KMP. Namun, dicurigai akan bergabung ber-sama Koalisi Indonesia Hebat (KIH), penyokong pemerintahan Jokowi.