REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seluruh fraksi DPRD DKI Jakarta setuju mengajukan hak angket ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Jika terbukti, bukan tidak mungkin hak angket akan berujung pada pemecatan Ahok sebagai gubernur.
Meski posisinya bisa dikatakan tengah tidak aman, namun Ahok tetap terlihat santai menghadapi hal tersebut. Bahkan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Ahok berkelakar akan melamar menjadi Kepala Bulog seandainya dipecat dari jabatan gubernur.
"Kalau dipecat, gua mau ngelamar jadi Kabulog saja," ujarnya sambil tertawa, Jumat (27/2).
Ahok beralasan, jabatan Kepala Bulog sangat mulia karena berkaitan dengan hidup rakyat kecil. Bahkan, Ahok yakin ia bisa menyediakan beras murah seharga Rp 3 ribu per kilogram jika jadi Kepala Bulog.
"Kalau orang Melayu kan yang penting perut kenyang dulu," kata mantan anggota DPR tersebut.
Seperti diketahui, DPRD DKI Jakarta sepakat mengajukan hak angket terhadap Ahok. Sebanyak 91 anggota DPRD yang hadir dalam rapat paripurna pada Kamis (26/2) kemarin, menyatakan dukungan dengan memberikan tanda tangan.
Pengajuan hak angket ini dipicu kisruh Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) yang kini masih digantung Kementerian Dalam Negeri lantaran berbeda format penyusunan.
Kisruh ini bermula ketika Ahok mengungkapkan adanya dugaan anggaran siluman sebesar Rp 12,1 triliun yang dimasukkan ke dalam Rancangan APBD DKI Jakarta 2015. Ahok kemudian menyerahkan RAPBD DKI Jakarta 2015 yang berbeda dengan apa yang telah disepakati dengan dewan. DPRD kemudian menilai tindakan tersebut sebagai penghinaan.