REPUBLIKA.CO.ID, TIKRIT -- Militer Irak berhasil merebut kembali beberapa kabupaten di sekitar Tikrit dari pasukan ISIS. Dilansir dari BBC, Irak didukung oleh 30 ribu pasukan dan militan untuk menyerang. Mereka juga dibantu dengan serangan udara dari pesawat tempur Irak.
Serangan tersebut dipimpin oleh pengawal revolusi Iran. Sumber keamanan Irak mengatakan pasukan pendukung pemerintah saat ini telah menguasai al Tin, dekat universita Tikrit dan distrik al Abeid di Barat Tikrit.
Sebelumnya, pertempuran berlangsung di al Dour, al Alam, dan dekat Qadisiya. Saat perang berlangsug lima tentara dan 11 pasukan militan tewas.
Pentagon mengatakan, Amerika Serikat tidak memberikan dukungan serangan udara dalam operasi mereka. Pejabat Senior di Pentagon mengatakan ini murni kerja keras pasukn Irak. "Ini adalah negara mereka, militer mereka dan perjuangan mereka melawan ISIS,"ujar dia.
Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi mengatakan, operasi dilakukan Ahad malam. Mereka terlebih dahulu berkumpul di pusat kota Samarra.
Operasi saat ini sangat penting agar rencana Irak merebut kembali Mosul berhasil. Tikrit berada di provinsi Salahuddin di searah dengan Mosul. Tikrit merupakan kota kedua yang direbut oleh ISIS tahun lalu setelah Mosul dikuasai militan. Jim Muir, koresponden BBC Timur Tengah menganalisa operasi ini merupakan sebuah kemajuan pesat yang dibuat pasukan pemerintah untuk merebut Tikrit kembali.
Meskipun beberapa waktu lalu serangan militer Irak dan militannya sempat dipukul mundur. Kedua perdana menteri Irak dan Amerika telah mengumumkan target mereka beberapa bulan mendatang adalah merebut kembali Mosul.
Kampanye tersebut akan diragukan keberhasilannya ketika pemerintah gagal merebut Tikrit. Tikrit merupakan daerah strategis menghubungan antara wilayah selatan dan utara.
Komanda Garda Revolusi Pasukan Quds Gen Qasem, Soleimani mengatakan, saat ini Irak juga dibantu oleh pasukan Quds, Iran. Mereka sempat berhadapan dengan ISIS di Irak musim panas lalu. Gen Soleimani secara pribadi mengawasi pertahanan Baghdad dan membantu menatur militan Iran.